Selasa, 21 Februari 2012

Pemberdayaan Dana Masjid dan Musholla

Banyak cara untuk melakukan kebaikan, banyak pintu yang dibuka untuk beramar ma’ruf nahi munkar, tergantung kita jeli atau tidak untuk menggunakan kesempatan itu.

Membaca rubric baru di Republika yaitu rubrik “treding news” Masjid Penggerak Ekonomi Umat ( Bagian III ) Mandiri Lewat Beasiswa. Koran tersebut menginformasikan tentang program kerja salah satu masjid di Kota Surabaya, yaitu Masjid Al falah. Masjid Al falah ini memanfaatkan uang amal jariyah, infaq dan sedekah untuk memberikan bea siswa kepada para siswa dan siswi yang kurang mampu untuk melanjutkan sekolahnya sampai tamat SMA/sederajat. Masjid Al Falah yang terletak di Jalan Raya Darmo Kota Surabaya ini, mengingatkan saya yang masih kecil dulu selalu diajak oleh bapak ke masjid ini untuk mencari bantuan dakwah berupa uang, kursi, meja untuk kegiatan TPA dan sekolah di Kota Malang. Masjid ini letaknya strategis dan dekat dengan Kebun Binatang Wonokromo.

Saya dan adik diajak bapak ke Masjid Al Falah dan selesai urusan bapak di masjid ini, kami diajak bertamasya ke kebun binatang, sungguh senang rasanya, karena kami pergi untuk dua urusan sekaligus. Mungkin, masjid yang digambarkan Koran itu, adalah masjid yang kami kunjungi dulu atau nama masjid yang sama. Entahlah, kalaupun sama, saya bersyukur, karena saya tidak salah akan menceritakan sepak terjak Masjid Al Falah ini yang manfaatnya sudah sampai di Kota Malang.

Berbicara tentang Pemberdayaan perekonomian umat, saat ini sudah banyak masjid yang mulai mengepakkan sayapnya melalui yayasan yang menaungi masjid tersebut. Salah satu contohnya adalah Yayasan Ahmad Yani yang terletak di Jalan Kahuripan No 12 Kota Malang memiliki SD, Madrasah Diniyah, LBB, dan lembaga pendidikan setara D1 yang mempelajari tentang Ekonomi Syariah, BMT Ahmad Yani. Tidak ada salahnya, dana masjid digunakan untuk pembiayaan modal usaha, agar tidak tidak ada pengangguran dan orang bunuh diri karena tidak punya uang untuk menyambung hidupnya.

Kita sering kali mendengar pengumuman hasil amal jariyah di masjid-masjid sebelum shalat jum’at dimulai. Subhanallah, begitu banyaknya orang-orang yang menginfaqkan uangnya. Jika dikalkulasikan bisa digunakan untuk pembiayaan dan beasiswa sekolah. Namun, kenyataan dilapangan masih banyak amal jariyah yang ada di kotak-kotak amal itu, digunakan untuk keperluan masjid saja, misalnya biaya perawatan masjid, masih belum mengarah ke beasiswa dan pemberdayaan ekonomi umat.

Pikiran saya mulai terbuka, ketika salah satu universitas yang menggunakan dana amal jariyah masjid untuk membiayai 100 orang mahasiswa tiap tahunnya, dan itu sangat efektif. Menagapa tidak semua masjid di Indonesia ini menggunakan dananya untuk keperluan-keperluan yang lebih bermanfaat. Salah satunya memberikan pendidikan yang lebih pada masyarakat sekitarnya dengan memanfaatkan dana-dana yang berada di kotak-kotak amal. Saat itu, saya mulai menggerutu, ketika ada masjid yang selalu memampang uang hasil amal jariyah berjuta-juta, tetapi dilaporannya tidak ada pengeluaran untuk pendidikan. Kalaupun ada, itu jumlahnya hanya sedikit. Gaji para guru ngaji masih bisa didanai oleh masjid, tetapi jumlahnya terbatas.

Bukankah di dalam Agama kita, Agama Islam tidak boleh meninggalkan generasi yang lemah. Semua anak Indonesia adalah tanggung jawab kita bersama. Oleh karena itu, marilah kita selamatkan generasi Islam yang sudah ada dengan memanfaatkan dana-dana amal jariyah. Mungkin, para pencuri uang kotak amal itu tidak salah, karena mereka membutuhkan dana itu. Marilah kita intropeksi diri, sebelum menyalahkan para pencuri kotak amal . Manfaatkan uang amal jariyah sebaik-baiknya. Agar pencuri kotak amal berpikir 1000x untuk mencurinya.

Tidak ada komentar: