Kamis, 11 Juli 2013

SERTIFIKASI GURU YANG SALAH PROSEDUR

Sertifikasi guru adalah angin segar bagi guru-guru di Indonesia, gaji mereka naik, menjadi kesejahteraan hidup mereka ikut naik. Namun, jika cara memperolehnya salah, maka akan merusak reputasi kita sebagai guru. Pada kenyataannya, guru adalah manusia biasa yang penuh salah dan dosa. Dari merekalah ilmu pengetahuan bisa disalurkan dengan baik ke murid-muridnya.

Ketika melihat data beberapa calon peserta sertifikasi guru periode tahun 2013 di Kabupaten Lampung Utara, terkesan ganjil. Betapa tidak, berdasarkan penelusuran Tribunlampung.co.id, di laman sergur.kemendiknas.go.id, terdapat biodata guru peserta sertifikasi yang tidak masuk akal. Salah satunya atas nama Nurwati, dari SDN 1 Madukoro. Dalam laman tersebut, yang bersangkutan bernomor urut 37 dengan lama masa kerja 18 tahun. Padahal, umur guru tersebut yang tertera baru 21 tahun.

Beginilah, keadaan guru-guru kita, karena uang mereka mampu berbuat apapun. Dan ternyata kini, guru bukanlah orang yang pantas untuk di gugu dan di tiru. Banyak orang yang berprofesi sebagai guru, namun perilakunya jauh dari sifat seorang pendidik. Melarang muridnya merokok, namun dirinya merokok, melarang muridnya mencontek, namun ketika masih sekolah dulu, dirinya sering menyontek. Jika pendidiknya seperti ini, bisakah kita menghasilkan generasi-generasi Islam yang Imtaqnya bagus. Pertanyaan ini, hanyalah naluri kita yang bisa menjawab.

Sertifikasi juga ada yang tidak merata, guru yang sudah lama bekerja dengan gelar Magister dengan umur 55 tahun, dinyatakan tidak lolos seleksi sedangkan guru yang baru berumur 22 tahun, dinyatakan lolos seleksi sertifikasi guru. Ternyata, untuk menegakkan keadilan sangatlah sulit di bumi Indonesia ini, karena banyak kepentingan-kepentingan oknum yang menyalah gunakan program ini.
Wallahua’alam bishowab.

Senin, 24 Juni 2013

KUNCI SUKSES PERNIKAHAN

Ada salah satu teman yang bertanya kepadaku melalui sms, beliau bertanya “satu hal yang terpenting dalam pernikahan, dijawab cukup satu saja?”.
Saya pun membaca sms itu, sambil tersenyum, dan saya pun membalas dengan satu jawaban tanpa keterangan, karena beliau minta satu jawaban

“Iman kepada Allah SWT”



Tujuan hidup kita di dunia itu, untuk beribadah kepada Allah SWT. Pernikahan adalah salah satu bentuk ibadah kita kepada Allah SWT.

“ Tidaklah aku ciptakan manusia dan Jin, melainkan untuk beribadah kepada-Ku.” QS. Ad Zariyat ayat 56

Banyak orang mengatakan dalam pernikahan harus saling jujur, saling percaya, saling mencintai, biar biduk rumah tangganya bisa langgeng. Namun, menurut saya pernikahan itu harus didasari Iman yang kuat kepada Allah SWT.

Ketika kita sudah beriman kepada Allah SWT, apapun yang diperintahkan dan dilarang oleh-Nya akan kita lakukan. Karena aturan main kita selama hidup di dunia ini berada di dalam Al-Qur’an, jika kita sudah sama-sama tahu bahwa marah itu dilarang oleh Allah SWT, maka kita akan meminimalisir amarah kita dengan cara yang telah diajarkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya kepada kita.

Jika pernikahan itu didasarkan pada Iman pada Allah SWT, maka segala bentuk aktivitas kita akan kita niatkan untuk Allah SWT, maka minim sekali pertengkaran-pertengkaran yang terjadi dalam rumah tangga kita, Karena pertengkaran itu hal yang lumrah dalam pernikahan, biasanya pertengkaran itu bermula dari kesalah pahaman.

Mengapa orang dulu tingkat perceraiannya lebih minim dibandingkan orang sekarang, karena pengetahuan tentang agamanya kurang, sehingga dalam menjalankan rumah tangganya asal-asalan, makanya sekarang banyak keluarga yang asal-asalan, tidak punya jati diri. salah satu buktinya adalah mengikuti trend yang sedang terjadi di negaranya

Kita diciptakan oleh Allah SWT dibekali Al-Qur’an dan Assunnah, jika kita tidak mau mengikuti petunjuk kehidupan dari Sang Pencipta, maka hidup kita pasti tersesat. Sama halnya, ketika kita ingin memperbaiki alat elektronik yang berbeda merk, pasti petunjuknya juga berbeda.

Manusia diberi petunujuk berupa Al-Qur’an dan Assunah, jika dibaca, dipelajari dan diamalkan dengan baik, maka Insya Allah pasti bener kita sebagai manusia.
Dalam menjalani kehidupan rumah tangga, banyak tantanganya dan tantangan-tantangan itu, jawabannya ada di Al-Qur’an dan Assunnha, jika anda tidak percya, silahkan buktikan, karena saya sudah sering membuktikannya.

Wallahua’lam bishowab

"BIRUL WALIDAIN" BENTUK TERIMA KASIH KITA PADA ORANG TUA KITA

"Birul Walidain" yaitu ihsan atau berbuat baik dan bakti kepada orang tua dengan memenuhi hak-hak kedua orang tua serta menaati perintah keduanya selama tidak melanggar syariat.
Mengapa ini semua harus kita lakukan, karena pada umumnya tidak ada satu orang tua pun yang meminta kepada anak-anaknya untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada mereka. Merek hanya menginginkan, agar kita mau mengerti tentang mereka.

Ini adalah bentuk, agama Islam yang Humanis, memanusiakan manusia. Banyak orang sekarang meletakkan orang tuanya pada panti-panti jompo, padahal dulu masih kecil, kita diasuh dengan baik, giliran orang tua ingin diasuh oleh kita, kita lari dari mereka. Ada budaya tertentu yang membuang orang tuanya, karena orang tuanya sudah tua, merepotkan. Islam mengajarkan pada kita, agar memuliakan orang tua kita, Karena beliau sangat berjasa dalam kehidupan kita, selama 25 tahun kita diurus mereka, hanya karena orang tua kita sudah tua, tidak bisa apa-apa lagi kita tidak mau mengurus mereka, padahal waktu untuk mengurus orang tua kita, tidak selama orang tua kita mengrus kita.

Aku melihat gerak-gerik anakku mulai dari umur 0 sampai 2 tahun saat ini, mengajarkan padaku kesabaran yang sangat tinggi. Sungguh beruntung, aku memiliki ibu yang dengan sabar mengajariku saat setelah aku melahirkan, bagaimana cara merawat bayi dengan baik dan benar. Pada dasarnya, aku adalah tipe orang yang tidak sabara dalam mengurus sesuatu dengan ribet, aku inginnnya yang praktis-praktis aja, biar cepat selesai. Namun itu akan berpengaruh pada bayiku.
Ketika anakku menangis karena haus atau karena popoknya basah, sungguh menguji kesabaran yang ekstra sebelum menikah dan punya anak, tidurku tak ada yang mengganggu dan kini setelah aklu merasakan jadi ibu, serasa waktu tidurku sangat kurang. Bangun terlalu pagi dan tidur setelah sholat isya’. Itu pun mtengah malam juga masih direpotkan dnegan anakku yang meminta jatah ASI-nya padaku, dan otomatis ASI yang sudah diminumnya membuat perutku terasa lapar di malam hari dan menyuruhku untuk segera amakan, agar nanti akalu anakku haus lagi, ASI sudah tersedia.
Suamiku, waktu tidurnya juga menjadi berkurang karena ada bayi mungil di tengah-tengah kami, kami bekerja sama demi kenyamanan tidur bayi kami. Aku jadi sadar, bahwa Allah SWT tidak pernah salah, dalam mengajarkan kita di dalam Al-Qur’an, bahwa kita harus berbakti pada orang tua, karena begitu besar perjuangannya dalam menjaga amanah Allah SWT, agar kelak bisa menjadi hamba Allah SWT yang Sholeh ataupun Sholihah.

Saat aku hamil, tubuh menjadi lemas, kepala pusing terasa berkunang-kunang, rasa kantuk terus menyerang, tidak bisa bebas bergerak, frekuensi ke kamar mandi terus meningkat dibandingkan biasanya dan frekuensi makan juga meningkat demi pemenuhan kebutuhan gizi sang janin. Murrotal Al-Qur’an juga tersu kami perdengarkan agar kelak di dunia dia bisa mengamalkan Al-Qur’an dengan baik. Seiring bertambahnya usia kandungan, setiap bulannya pasti ada tantangannya sampai umur 9 bulan 10 hari, janin waktunya keluar, membuat tambah hebat sakitnya tubuh.

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapak, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." ( QS. Al-Luqman : 14)

Ketika bayi sudah keluar, alangkah bahagianya kami, Alhamdulillah Allah SWT memberi kebahagiaan yang tiada tara pada Kami. Mungkin, ini juga yang dirasakan oleh kedua orang tuaku, saat mereka mendapatkan aku terlahir di dunia. Subhanallah Masya Allah, ketika suasana ini aku, tarik lagi kebelakang, aku menjadi kagum pada orang tuaku yang begitu hebat mendidik anak-anaknya sampai besar. Kebahagiaan ini, pasti tidak hanya orang tuaku saja yang merasakan, semua orang pasti merasakannya. Empat hari dirumah sakit, rasa bahagia terus mengahmpiriku, seolah-olah lupa dengan rasa sakit yang aku rasakan kemarin. Allah SWT mengganti kesusahan pada kami dengan kebahagiaan.
Anda-anda yang belum menikah, pasti asih membaca teori saja, namun kita bisa merasakan ini semua jika kita mau memposisikan diri kita menjadi orang tua kita, siang malam terus memperjuangkan hidup kita. Di dalam do’a-do’anya selalu memintakan kebahagiaan untuk kita, terkadang kita berbuat asusila pada orang tua kita dengan keadaan sadar maupun tidak.

Saat, anak saya rewel minta digendhong dan tidak mau turun, mengingat tubuhnya sudah berat, jika digendhong terlalu lama sungguh menyiksa pundak, maka saya teringat, apakah kita sebagai anak akan mampu menggendong orang tua kita, seperti kita dulu kalau rewel pada orang tua kita. Saya rasa tidak semua anak yang akan mampu menggendhong orang tuanya saat mereka sudah tidak mampu lagi berjalan. Ketika saya merasa direpotkan oleh anak kita, maka saya selalu memposisikan sebagai orang tuaku yang mengasuh aku, dengan tanpa lelah, maka aku bisa belajar bersabar dengan posisi itu, tentunya dengan niatan karena Allah SWT. Maka aku terus beristighfar, untuk meminta mapun pada Allah SWT, jikalau dahulu masih menjadi tanggungan orang tuaku dulu selalu membuat dosa pada orang tuaku.

"Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihinilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil." ( QS. Al-Isra ( 17) : 24 )

Banyak hal di dalam kehidupan kita, sebagai bentuk terima kasih kita kepada orang tua kita, orang tua kita tidak sekedar butuh uang, tapi mereka juga butuh kasih sayang kita. Sama seperti anak kecil yang tidak butuh dengan uang kita, walaupun kita bekerja sampai tidak tidur, atpi mereka membutuhkan kasih sayang kita sebagai orang tua. Uang sangat penting dalam hidup kita, tapi lebih utama dan terpenting adalah kasih sayang orang tua terhadap anak.

Ketika anak-anak sudah beranjak dewasa,kemudian bekerja dan menikah yang memiliki keluarga sendiri. Saatnyalah orang orang tua kita membutuhkan kasih sayang kita, mereka ingin diperhatikan seperti dulu mereka memperhatikan kita. Jika kita bisa datang satu minggu sekali, menjenguk orang tua kita, maka saatnyalah kita curahkan sepenuhnya kasih sayang kita pada mereka. Mendengarkan curhatnya, memijat, menyapukan rumahnya, mencucikan bajunya atau mengerkana pekerjaan rumah yang tidak bisa setiap hari kita lakukan. Mereka akan cukup merasa bahagia dengan kedatangan kita, karena mereka merasa kita perhatikan.
Untuk melakukan birul walidain tidaklah sulit, semuanya bisa kita lakukan dengan niatan untuk beribadah kepada Allah SWT. Orang tua kita dulu, juga tidak pernah sulit dalam membahagiakan kita anak-anaknya, karena mereka juga berniat beribadah kepada Allah SWT. Jika sesuatu diniatkan beribadah kepada Allah SWT, maka semuanya akan terasa ringan, tidak ada yang berat, asalkan kita bisa selalu menjaga hati kita.
"Janganlah kamu mempersekutukan seseuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang tua ibu bapak, ( QS. Al-An'am : 151)

Raihlah kebahagian dunia akhirat dengan membahagiakan kedua orang tua kita, jika masih hidup berilah perhatian yang cukup, agar mereka tidak merasa kita sisihkan dari kehidupan kita, dan jika sudah meninggal do’akanlah mereka selalu dan sambunglah silaturahmi saudara, dan teman kedua orang tua kita. 
Wallahua’lam bishowab.



Rabu, 19 Juni 2013

PENTINGKAH KULIAH NIKAH BAGI CALON PENGANTIN DI KOTA MALANG


Begitu tingginya angka perceraian di Indonesia, yang mana setiap tahun terus meningkat menunjukkan bahwa akhlaq dan moral bangsa Indonesia kian terpuruk. Keluarga adalah gerbong pertama bagi kita, untuk menata akhak dan moral yang baik, namun kita tidak bisa menata keluarga yang sakinah mawaddah warahmah karena pengetahuan tentang agama saja minim, bagaimana bisa membentuk keluarga sesuai tuntunan agama.

Masyarakat kita kini, jauh dari majelis-,majelis ilmu salah satunya pengajian, hatinya menjadi kering, sehingga naluri kemanusiaanyya hilang. Misalnya saja, budaya pacaran begitu marak di negeri ini, sehingga menghasilkan kemaksiatan yang begitu banyak, salah satunya free sex, hamil diluar nikah menjadi bukan hal tabu lagi untuk saat ini, itu adalah hal biasa di era globalisasi ini.

Hal yang perlu kita ketahui adalah Tujuan utama menikah itu untuk beribadah kepada Allah SWT, ketika menikah diharapkan ibadah kepada Allah SWT frekuensinya jadi lebih meningkat, akan tetapi banyak masyarakat kita saat ini banyak yang menikah tanpa bekal ilmu pengetahuan agama, sehingga mereka menikah berasumsi bahwa menikah untuk menghalalkan hubungan suami istri dan memiliki keturunan saja. Padahal dalam Islam, menikah tidak sekedar menghalalkan hubungan suami istri dan memperoleh keturunan, ini bukanlah tujuan utama menikah, akan tetapi hakikat menikah itu adalah mencari ketenangan hati.
Nabi Dzakaria as yang sudah tua renta belum juga diberi keturunan, karena istrinya mandul. Beliau tidak menceraikan istrinya, Nabi Ayyub as yang diuji oleh Allah SWT dengan penyakit menahun juga tidak menceraikan istrinya atau menyuruh istrinya untuk menikah lagi. Mereka tetap istiqomah dalam beribadah kepada Allah SWT.

Masyarakat Eropa dan Amerika ketika berpacaran harus melakukan hubungan suami istri, jika tidak melakukan maka mereka tidak gaul. Kita orang muslim, bukan orang kafir, jadi harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Free sex, bukan budaya orang muslim, budaya orang muslim adalah menikah, tidak melakukan free sex.

Kita lihat Angka perceraian di Kota Malang saja ternyata naik setiap tahunnya. Terhitung sejak Januari hingga Oktober tahun 2012 lalu, Pengadilan Agama Kota Malang telah melakukan sidang perceraian pada 1.524 pasangan suami istri dan diprediksikan jumlah perceraian akan meningkat lagi di tahun 2013. (30/01/2013) diambil dari Beritajatim.com
penyebab perceraian juga beragam, antara lain faktor, ekonomi, keberadaan Wanita Idaman Lain (WIL), suami tidak bertanggung jawab dan ketidaknyamanan dalam berkeluarga. Penyebab perceraian ini, yang paling utama adalah karena mereka tidak pernah menjalankan agamanya dengan baik, yang disebabkan  minimnya pengetahuan agamanya, sehingga tidak ada mawaddah dalam keluarganya.

Menurut Dirjen Bimas Islam Depag Prof. Nasarudin Umar “Perceraian Ini harus diwaspadai, karena dapat mengganggu keutuhan dan kelanjutan masa depan bangsa," Apabila angka perceraian di masyarakat terus mengalami peningkatan, itu menjadi bukti kegagalan dari kerja Badan Penasehat pembinaan Pembinaan Pelestarian Perkawinan (BP4). (15/7/2008).disadur dari detiknews.

Hal ini menarik simpati bagi ibu-ibu ‘Aisyiyah Kota Malang, khususnya Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Kota Malang tentang maraknya angka perceraian di Kota Malang, sehingga mereka berinisiatif membuat Klinik Keluarga Sakinah, salah satu programnya adalah membuat kegiatan Kuliah Nikah yang dilaksanakan pada Tanggal 8-9 Juni 2013 dan 15-16 Juni Hari sabtu-Ahad, di Ruang ICMI kampus II UMM, kegiatan  ini dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan dalam satu kali kegiatan, materinya tidak beda jauh dengan materi yang harus diberikan oleh BP4 kepada calon pengantin di Kota Malang.

Jika membaca Keputusan Menteri Agama RI No 477 Tahun 2994 tentang pencatatan Nikah dalam Bab IX tentang akad Nikah Pasal 18 ayat 3, bahwa dalam waktu 10 hari sebelum penghulu / pembantu penghulu meluluskan akad nikah, calon suami istri diharuskan mengikuti kursus calon pengantin dari Badan Penasehatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan ( BP4) setempat.

Tidak semua KUA yang memiliki Badan Penasehatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan ( BP4) melakukan kursus calon pengantin. Namun, saat akad nikah telah usai para calon pengantin dan para pengantin mendapat sertifikat dari BP4 yang menjelaskan bahwa calon pengantin telah mengikuti kursus calon pengantin pada tanggal yang ditentukan oleh KUA dengan hasil yang baik.

Di dalam sertifikat tersebut mencantumkan materi yang diikuti oleh calon pengantin diantaranya adalah UU No 1 tahun 1974 dan PP No. 9 tahun 1975, Fiqih Munakahat, Psikologi Perkawinan, Reproduksi Sehat, Managemen Keluarga, dan Pembinaan Keluarga Sakinah. Biaya yang dikeluarkan oleh calon pengantin masing-masing berbeda di setiap KUA kecamatan di Kota Malang mulai dari Rp. 300.000,- sampai ada yang Rp. 400.000,-. Hal ini, tidak dijelaskan rincian biayanya untuk apa saja. Kalau Kuliah Nikah yang diadakan oleh klinik Keluarga Sakinah PDA Kota Malang, biaya kontribusinya sebesar Rp. 100.000,- perorang. Menurut teman-teman saya yang menikah pada tahun 2010-2013 ini, tidak ada yang mengikuti kursus calon pengantin yang diselenggarakan oleh BP4, mereka hanya datang ke KUA untuk formalitas saja, tanpa ada materi yang harus diberikan oleh BP4.

KUA Junrejo Kota Batu misalnya BP4nya melakukan pembinaan pra nikah dengan 3 cara, pertama ceramah materi, pretest bagi calon pengantin, pemberian CD materi karena materi tidak cukup habis dalam waktu satu hari, kemudian dilanjutkan khutbah nikah.

Bapak Sujoko Santoso mantan Kepala KUA Kota Malang, menyatakan bahwa pihak KUA yang tidak melakukan kursus calon pengantin, maka mereka menyalahi prosedur yang berlaku yang sudah tercantum dalam Keputusan Menteri Agama RI No 477 tahun 2004 tentang pencatatan nikah. Beliau juga bilang, saat beliau menjabat Kepala KUA Kota Malang, jika ada calon pengantin yang belum mengikuti kursus calon pengantin yang diselenggarakan oleh KUA, maka akad nikahnya ditunda, sampai mereka mengikuti kursus calon pengantin. Penundaan pernikahan itu, bertujuan agar calon pengantin memiliki bekal saat sudah menikah kelak. Beliau mengibaratkan, Petani jika ingin pergi kesawah, maka mereka harus membawa cangkul untuk mencangkul, begitu pula calon pengantin sebelum berumah tangga harus dibekali alat atau ilmu pengetahuan tentang pernikahan agar tidak salah melangkah dan terwujud keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.

Tingginya angka perceraian di Kota Malang, bukanlah semata karena kurang berfungsinya BP4 Kota Malang, namun latar belakang kelurga, lingkungan hidup, latar belakang pendidikan, latar belakang kualitas agamanya berpengaruh terhadap pola pikir calon pengantin, mau dibawa kemana bahtera rumah tangganya. Oleh karena itu, ada instansi-instansi tertentu yang memiliki Klinik Keluarga Sakinah yang melakukan kuliah nikah. Mereka mengeluarkan sertifikat untuk para peserta kuliah nikah.

Menurut hemat penulis, untuk membantu meringankan tugas BP4 dalam menjalankan kursus calon pengantin, maka salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh para calon pengantin adalah harus sudah pernah mengikuti kuliah nikah dengan bukti sertifikat yang dikeluarkan oleh instansi atau LSM tertentu yang mengadakan kursus kuliah nikah. Agar para calon pengantin, tidak hanya menerima sertifikatnya saja tanpa pernah mengikuti kursus nikah dari BP4 dengan materi yang telah ditentukan dari BP4.


ASAL-USUL PERINGATAN TAHUN BARU


Detik berganti detik, menit berganti menit, jam berganti jam, hari berganti hari, bulan berganti bulan dan akhirnya tahun berganti tahun. Ada yang memaknai setiap detik kehidupannya dan ada juga yang menyia-nyiakan hidupnya dengan bermaksiat atau dengan melalaikan perintah agama. Manusia terlahir di dunia untuk menunggu giliran mati, tapi pergantian tahun dirayakan dengan gaya yang hedonis. Seolah-olah tidak ingat bahwa kematian telah mengintai kita. Kematian bagaikan bom waktu, apabila sudah habis waktu hidup di dunia, maka ia akan meledak. Kematian mengintai kita, tapi apa yang sudah kita lakukan saat menunggu kematian itu. Bekal apa yang sudah kita kumpulkan untuk menemui Allah SWT.
Setiap kejadian didunia ini pasti memiliki sebab-akibatnya. Perayaan tahun baru memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Mengingat perayaan tahun baru adalah hanya peringatan yang berbau budaya, bukan ibadah. Tahun baru masehi dan tahun baru hijriyah memiliki latar belakang yang berbeda. Sudahkah kiita mengetahuinya. Jika belum mengetahuinya, mengapa kita ikut berfoya-foya sambil mengucapkan selamat tahun baru kepada semua orang. Bisa jadi, kita termasuk orang yang mengakui budaya roma yang saat itu memiliki kepercayaan memiliki banyak tuhan. Setiap kali tahun baru hijriyah, hanya sedikit orang yang mengucapkan “Selamat Tahun Baru Hijriyah” dan itu pun terasa biasa-biasa aja, tidak mengena esensi yang tertuang di dalam pergantian Tahun Hijriyah. Namun, jika yang berganti adalah tahun baru masehi atau tahun baru cina. Semuanya langsung menganalisa keberuntungannya di tahun yang baru. Bukankah jalan hidup selanjutnya adalah rahasia Allah SWT.
Berbicara mengenai tahun baru, tahukah kita apa itu tahun baru. Tahun baru adalah suatu perayaan di mana suatu budaya merayakan berakhirnya masa satu tahun dan menandai dimulainya hitungan tahun selanjutnya. Budaya yang mempunyai kalender tahunan semuanya mempunyai perayaan tahun baru.
Secara Nasional, Hari tahun baru di Indonesia jatuh pada tanggal 1 Januari karena Indonesia mengadopsi kalender Gregorian, sama seperti mayoritas negara-negara di dunia. Di dunia ini banyak macam-macam tahun baru, apalagi di Indonesia. Ada tahun baru saka, tahun baru cina, dan tahun baru hijriyah, dan tahun baru lainnya.
Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM.  Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.
Penentuan dimulainya sebuah hari/tanggal pada Kalender Hijriyah berbeda dengan pada Kalender Masehi. Pada sistem Kalender Masehi, sebuah hari/tanggal dimulai pada pukul 00.00 waktu setempat. Namun pada sistem Kalender Hijriah, sebuah hari/tanggal dimulai ketika terbenamnya matahari di tempat tersebut.
Kalender Hijriyah dibangun berdasarkan rata-rata silkus sinodik bulan kalender lunar (qomariyah), memiliki 12 bulan dalam setahun. Dengan menggunakan siklus sinodik bulan, bilangan hari dalam satu tahunnya adalah (12 x 29,53059 hari = 354,36708 hari).Hal inilah yang menjelaskan 1 tahun Kalender Hijriah lebih pendek sekitar 11 hari dibanding dengan 1 tahun Kalender Masehi.
Faktanya, siklus sinodik bulan bervariasi. Jumlah hari dalam satu bulan dalam Kalender Hijriah bergantung pada posisi bulan, bumi dan matahari. Usia bulan yang mencapai 30 hari bersesuaian dengan terjadinya bulan baru (new moon) di titik apooge, yaitu jarak terjauh antara bulan dan bumi, dan pada saat yang bersamaan, bumi berada pada jarak terdekatnya dengan matahari (perihelion). Sementara itu, satu bulan yang berlangsung 29 hari bertepatan dengan saat terjadinya bulan baru di perige (jarak terdekat bulan dengan bumi) dengan bumi berada di titik terjauhnya dari matahari (aphelion). dari sini terlihat bahwa usia bulan tidak tetap melainkan berubah-ubah (29 - 30 hari) sesuai dengan kedudukan ketiga benda langit tersebut (Bulan, Bumi dan Matahari)
Penentuan awal bulan (new moon) ditandai dengan munculnya penampakan (visibilitas) Bulan Sabit pertama kali (hilal) setelah bulan baru (konjungsi atau ijtimak). Pada fase ini, Bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari, sehingga posisi hilal berada di ufuk barat. Jika hilal tidak dapat terlihat pada hari ke-29, maka jumlah hari pada bulan tersebut dibulatkan menjadi 30 hari. Tidak ada aturan khusus bulan-bulan mana saja yang memiliki 29 hari, dan mana yang memiliki 30 hari. Semuanya tergantung pada penampakan hilal.
Bulan Muharram bagi umat Islam dipahami sebagai bulan Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah 14 abad silam, yang sebelumnya bernama “Yastrib”. Sebenarnya  kejadian hijrah Rasulullah tersebut terjadi pada malam tanggal 27 Shafar dan sampai di Yastrib (Madinah) pada tanggal 12 Rabiul awal. Adapun pemahaman bulan Muharram sebagai bulan Hijrah Nabi, karena bulan Muharram adalah bulan yang pertama dalam kalender Qamariyah yang oleh Umar bin Khattab, yang ketika itu beliau sebagai khalifah kedua sesudah Abu Bakar, dijadikan titik awal mula kalender bagi umat Islam dengan diberi nama Tahun Hijriah
Dari penjelasan diatas kita bisa menarik kesimpulan bahwa tahun baru hijriyah dan tahun baru masehi adalah berbeda dari segi sejarah dan maknanya. Tahun Baru Masehi dirayakan untuk mengingat penobatan  Julius Caesar sebagai Kaisar  Roma pada tahun 45 SM, sedangkan Tahun Baru Hijriyah untuk mengingat Hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah. 
Seperti kita ketahui, saat ini semua orang hampir diseluruh belahan negara merayakan pergantian tahun pada tanggal 1 Januari setiap tahunnya. Dan kita juga tidak menyadari bahwa setiap tahun kita ikut merayakan kebudayaan Bangsa Romawi.
Apakah pantas sebagai seorang muslimah atau sebagai orang Islam, kita mengikuti perayaan tahun baru masehi yang identik dengan berfoya-foya. Manfaat apa yang kita dapat dari bertahun baru masehi. Padahal kita sebagai Orang Islam memiliki tahun baru sendiri yang patut kita renungkan dan pikirkan, apa makna dan dampak dari berhijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah, tetapi kita lebih mengagung-agungkan tahun baru masehi daripada tahun baru hijriyah. 
Pergantian tahun baru menandakan berkurangnya waktu kita hidup didunia, amalan apa yang sudah kita kumpulkan untuk menemui Rabb kita. Apakah kita termasuk orang-orang yang merugi atau orang yang untung, seperti pada Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat ke  103 Surat Al ‘Asr

وَالْعَصْرِ ﴿103:1﴾
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ﴿103:2﴾ 
إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ
وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ﴿103:3﴾
 “Demi Masa. Sesungguhnya Manusia Benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dan saling berwasiat dengan kebenaran dan saling berwasiat dengan kesabaran.”
Sudahkah kita memiliki ciri-ciri manusia seperti yang tertuang di dalam surat ke 103 surat Al-‘Asr dan hadits tersebut. Jika belum, mari kita berfastabiqul khoirot untuk mencapai kebaikan bersama.


Selasa, 14 Mei 2013

CARA MENGHINDARI PANDANGAN MATA TERCELA



Jum’at Siang itu, kami duduk di majelis pengajian bersama-sama rekan kerja kami dan pengajian itu di isi oleh ustad dwi yang mana ustad dwi menjelaskan tentang “Bagaimana cara menghindari pandangan mata tercela”. Apa yang dimaksud dengan mata tercela yang biasa disebut juga dengan ‘ain. ‘ain adalah salah satu sihir yang dilakukan oleh orang yang memiliki rasa iri dan dengki. Setiap orang berpotensi menyakiti orang lain dengan rasa iri dan dengki yang dimiliki dalam tubuhnya.
Penyakit ‘ain ini lebih mematikan dari seluruh virus yang ada di muka bumi ini, hanya melalui pandangan seseorang yang disertai iri dan dengki, bisa menyakiti seseorang bahkan bisa membunuh seseorang tanpa dia sadari. Inilah efek samping dari rasa iri dan dengki, yang mana terlihat sepele namun dampaknya sungguh luar biasa.

Oleh karena itu, ketika kita memuji seseorang tentang suatu apapun maka kita disunnahkan mengucapkan “Subhanallah Masya Allah” atau “Masya Allah, La quwwata illa billahSungguh atas kehendak Allah, semua ini terwujud, tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. QS Al Kahfi ayat 39.
Ketika mendengarkan ustad dwi menyampaikan materi ini, aku begitu merasa takut karena penjelasannya yang sangat jelas dan gamblang, sehingga menuntutku untuk mengucapkan Istighfar berulang kali. Astagfirullah, Hamba mohon ampun, dan berlindung pada-Mu Ya Rabb, jika hati ini ada rasa iri dan dengki kepada setiap orang yang hamba temui. Amien
Pada dasarnya, manusia memiliki potensi rasa iri dan dengki, sehingga bagaimana caranya kita bisa menjadi pemenang untuk membersihkan rasa iri dan dengki disetiap detik nafas kita.
Ketika rasa iri dan dengki ada di dalam hati kita, maka setiap mata memandang, bisa menghancurkan apa yang kita pandang, tidak hanya sesama manusia, hewan dan tanaman pun bisa sakit atau mati akibat pandangan mata tercela kita.

Rasa iri dan dengki timbul di hati setiap manusia, saat ia tidak mau menerima dan bersyukur apa yang diberikan oleh Allah SWT kepadanya. Tidak menerima dan bersyukur jika dirinya miskin, selalu membanding-bandingkan kenikmatan orang yang satu dan lainnya. Orang yang memiliki rasa iri dan dengki salah satu cirinya suka ngrumpi sana-sini. Banyak berbicara yang tidak bermanfaat, karena mereka tidak takut lagi kepada Allah SWT. Mereka hanya mengejar kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia tidaklah kekal, kehidupan yang kekal adalah kehidupan akhirat. Hidup didunia hanya mampir sebentar untuk mencari bekal sebanyak-banyaknya agar bisa bahagia di akhirat kelak.
Oleh karena itu untuk menghindari penyakit ‘ain ini adalah dengan membaca QS Al Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, sebanyak 3x setiap pagi dan sore ditambah ayat kursi.

Jika kita ingin memanfaatkan waktu kita dengan sebaik-baiknya maka kita bisa memperbanyak dzikir. Dzikir bisa kita lakukan dengan bekerja, agar hati kita terus terjaga. Orang yang disetiap detiknya jarang mengingat Allah SWT dengan berdzikir maka hatinya pasti kotor karena terlalu banyak berangan-angan. Seandainya, seandainya dan seandainya, tidak mau bekerja tapi ingin kaya. Mana ada orang tidak bekerja jadi kaya. Hal ini, membuat orang gila meningkat karena terkena penyakit ‘ainnya sendiri. Penyabab kegilaan seseorang lebih besar disebabkan oleh kesombongan yang mereka miliki.

Ketika semasa hidupnya diuji oleh Allah SWT dengan kekayaan, mereka sombong dan saat kenikmatan itu dicabut dan menjadi jatuh miskin, terkadang mereka tidak menerima kenyataan bahwa Allah SWT telah mengambil harta titipannya untuk dititipkan pada orang lain, sehingga mereka menjadi gila dan meninggal dalam keadaan gila. Naudzubillahi mindalik, mudah-mudahan kita bisa menjaga hati kita agar terhindar dari penyakit ‘ain baik disebabkan oleh tubuh kita sendiri atau pun orang lain. Amin Ya Robbal Alamin. Wallahu a’lam bi showab

Selasa, 23 April 2013

ASAL-USUL OBAT BIUS

Obat bius biasa digunakan untuk membius orang-orang dalam dunia kedokteran. berikut sejarah anestesi/bius
Sejarah anestesi
Eter ([CH3CH2]2O) adalah salah satu zat yang banyak digunakan sebagai anestesi dalam dunia kedokteran hingga saat ini. Eter ditemukan seorang ahli kimia berkebangsaan Spanyol, Raymundus Lullius pada tahun 1275. Lullius menamai eter "sweet vitriol". Eter pertama kali disintesis Valerius Cordus, ilmuwan dari Jerman pada tahun 1640. Kemudian seorang ilmuwan bernama W.G. Frobenius mengubah nama "sweet vitriol" menjadi eter pada tahun 1730. Sebelum penemuan eter, Priestly menemukan gas nitrogen-oksida pada tahun [[1777], dan berselang dua tahun dari temuannya itu, Davy menjelaskan kegunaan gas nitrogen-oksida dalam menghilangkan rasa sakit.
Sebelum tahun 1844, gas eter maupun nitrogen-oksida banyak digunakan untuk pesta mabuk-mabukan. Mereka menamai zat tersebut "gas tertawa", karena efek dari menghirup gas ini membuat orang tertawa dan lupa segalanya.
Penggunaan eter atau gas nitrogen-oksida sebagai penghilang sakit dalam dunia kedokteran sebenarnya sudah dimulai Horace Wells sejak tahun 1844. Sebagai dokter gigi, ia bereksperimen dengan nitrogen-oksida sebagai penghilang rasa sakit kepada pasiennya saat dicabut giginya. Sayangnya usahanya mempertontonkan di depan mahasiswa kedokteran John C. Warren di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Boston gagal, bahkan mendapat cemoohan. Usahanya diteruskan William Thomas Green Morton.
Morton adalah sesama dokter gigi yang sempat buka praktik bersama Horace Wells pada tahun 1842. Ia lahir di Charlton, Massachusetts, Amerika Serikat pada tanggal 9 Agustus 1819. Pada usia 17 tahun, ia sudah merantau ke Boston untuk berwirausaha. Beberapa tahun kemudian mengambil kuliah kedokteran gigi di Baltimore College of Dental Surgery. Morton meneruskan kuliah di Harvard pada tahun 1844 untuk memperoleh gelar dokter. Namun karena kesulitan biaya, tidak ia teruskan. Pada tahun yang sama, ia menikah dengan Elizabeth Whitman dan kembali membuka praktik giginya. Ia berkonsentrasi dalam membuat dan memasang gigi palsu serta cabut gigi. Suatu pekerjaan yang membutuhkan cara menghilangkan rasa sakit.
Morton berpikir untuk menggunakan gas nitrogen-oksida dalam praktiknya sebagaimana yang dilakukan Wells. Kemudian ia meminta gas nitrogen-oksida kepada Charles Jackson, seorang ahli kimia ternama di sekolah kedokteran Harvard. Namun Jackson justru menyarankan eter sebagai pengganti gas nitrogen-oksida.
Morton menemukan efek bius eter lebih kuat dibanding gas nitrogen-oksida. Bahkan pada tahun 1846 Morton mendemonstrasikan penggunaan eter dalam pembedahan di rumah sakit umum Massachusetts. Saat pasien dokter Warren telah siap, Morton mengeluarkan gas eter (atau disebutnya gas letheon) yang telah dikemas dalam suatu kantong gas yang dipasang suatu alat seperti masker. Sesaat pasien yang mengidap tumor tersebut hilang kesadaran dan tertidur. Dokter Warren dengan sigap mengoperasi tumor dan mengeluarkannya dari leher pasien hingga operasi selesai tanpa hambatan berarti.
Tanggal 16 Oktober 1846 menjadi hari bersejarah bagi dunia kedokteran. Demonstrasi Morton berhasil dengan baik dan memicu penggunaan eter sebagai anestesi secara besar-besaran. Revolusi pembedahan dimulai dan eter sebagai anestesi dipakai hingga saat ini. Ia bukanlah yang pertama kali menggunakan anestesia, namun berkat usahanyalah anestesia diakui dunia kedokteran. Wajar jika Morton masuk dalam 100 orang paling berpengaruh dalam sejarah dunia dalam buku yang ditulis William H. Hart beberapa tahun yang lalu.
Di balik kesuksesan zat anestesi dalam membius pasien, para penemu dan penggagas zat anestesi telah terbius ketamakan mereka untuk memiliki dan mendapatkan penghasilan dari paten anestesi yang telah digunakan seluruh dokter di seluruh bagian dunia.
Terjadilah perseteruan di antara Morton, Wells, dan Jackson. Masing-masing mengklaim zat anestesi adalah hasil penemuannya. Di tempat berbeda, seorang dokter bernama Crawford W. Long telah menggunakan eter sebagai zat anestesi sejak tahun 1842, empat tahun sebelum Morton memublikasikan ke masyarakat luas. Ia telah menggunakan eter di setiap operasi bedahnya. Sayang, ia tidak memublikasikannya, hanya mempraktikkan untuk pasien-pasiennya. Sementara ketiga dokter dan ilmuwan yang awalnya adalah tiga sahabat itu mulai besar kepala, dokter Long tetap menjalankan profesinya sebagai dokter spesialis bedah.
Wells, Morton, dan Jackson menghabiskan hidupnya demi pengakuan dari dunia bahwa zat anestesi merupakan hasil temuannya. Morton selama dua puluh tahun menghabiskan waktu dan uangnya untuk mempromosikan hasil temuannya. Ia mengalami masalah meskipun ia telah mendaftarkan hak patennya di lembaga paten Amerika Serikat (U.S. Patent No. 4848, November 12, 1846). Ketika tahun 1847 dunia kedokteran mengetahui, zat yang digunakan adalah eter yang telah digunakan sejak abad 16, Morton tidak memiliki dasar hukum yang kuat untuk mendapat keuntungan dari patennya. Jackson juga mengklaim, dirinya juga berhak atas penemuan tersebut.
Ketika Akademi Kedokteran Prancis menganugerahkan penghargaan Monthyon yang bernilai 5.000 frank di tahun 1846, Morton menolak untuk membaginya dengan Jackson. Ia mengklaim, penemuan tersebut adalah miliknya pribadi. Sementara itu, Wells mencoba eksperimen dengan zat lain (kloroform) sebagai bahan anestesi.
Selama bertahun-tahun Morton menghabiskan waktu dan materi untuk mengklaim patennya. Ia mulai stres dan tidak memedulikan lagi klinik giginya. Morton meninggal tanggal 15 Juli 1868 di usia 49 tahun di Rumah Sakit St. Luke's, New York. Begitu juga dengan Jackson yang meninggal dalam keadaan gila dan Wells yang meninggal secara mengenaskan dengan cara bunuh diri.(Dewi Marthaningtyas:"Terbius Memburu Paten Gas Tertawa", Cakrawala, 2005).
Penggunaan obat-obatan dalam anestesi
Dalam membius pasien, dokter anestesi memberikan obat-obatan (suntik, hirup, ataupun lewat mulut) yang bertujuan menghilangkan rasa sakit (pain killer), menidurkan, dan membuat tenang (paraytic drug). Pemberian ketiga macam obat itu disebut triangulasi.
Bermacam obat bius yang digunakan dalam anestesi saat ini seperti:
Gejala siuman (awareness)
Sering terjadi pasien ternyata dapat merasa dan sadar dari pengaruh bius akibat obat pembius yang tidak bekerja dengan efektif. Secara statistik, Dr. Peter Sebel, ahli anestesi dari Universitas Emory yang dikutip Time terbitan 3 November 1997 mengungkapkan bahwa dari 20 juta pasien yang dioperasi setiap tahunnya di Amerika Serikat, 40.000 orang mengalami gejala siuman tersebut. Untuk mengatasi masalah ini, dalam pertemuan tahunan sekitar bulan Oktober 1997, Persatuan Dokter Ahli Anestesi Amerika ditawari suatu alat yang disebut Bispectral Index Monitor yang akan memberi peringatan bahwa pasien yang sedang dioperasi mengalami gejala siuman atau menjelang "bangun dari tidurnya".Penemu alat tersebut adalah Dr. Nassib Chamoun, seorang dokter ahli saraf (neurologist) asal Yordania. Dengan menggunakan prinsip kerja dari alat yang sudah ada, yaitu piranti yang disebut EEG (Electroencephalography). Alat yang ditemukan Dr. Chamoun itu mampu memonitor potensi listrik yang ditimbulkan oleh aktivitas "jaringan otak manusia".
Alat ini dapat menunjukkan derajat kondisi siuman pasien yang sedang menjalani suatu pembedahan. Angka "100" menunjukkan pasien dalam keadaan "siuman sepenuhnya". Bila jarum menunjukkan angka "60" berarti pasien dalam kondisi "siap untuk dioperasi". Angka "0" menandakan pasien mengalami "koma yang dalam".
Dengan mengamati derajat siuman dari alat ini, dokter anestesi dapat menambahkan obat pembiusan apabila diperlukan, atau memberikan dosis perawatan kepada pasien yang telah mengalami kondisi ideal untuk dilakukan operasi. Di samping itu, dokter bedah dapat dengan tenang menyelesaikan operasinya sesuai rencana yang telah ditetapkan.
Pemilihan teknik anestesi
Pemilihan teknik anestesi adalah suatu hal yang kompleks, memerlukan kesepakatan dan pengetahuan yang dalam baik antara pasien dan faktor-faktor pembedahan. Dalam beberapa kelompok populasi pasien, pembiusan regional ternyata lebih baik daripada pembiusan total.Blokade neuraksial bisa mengurangi resiko thrombosis vena, emboli paru, transfusi, pneumonia, tekanan pernafasan, infark miokardial dan kegagalan ginjal.
ETER
Kegunaan eter :
Sebagai pelarut dan obat bius (anestesi) pada operasi. Dietil eter adalah obat bius yang diberikan melalui pernafasan, metil ters-butil eter (MTBE) sebagai zat aditif bensin yaitu untuk menaikkan nilai oktan. http://smaniva.blogspot.com/2008/02/hidrokarbon.html