Minggu, 26 Februari 2012

BELAJAR JUJUR DARI RUMAH

Banyak orang yang saat ini mangajarkan ketidak jujuran pada generasi muda. Generasi bangsa, saat ini terus menerus belajar tentang ketidak jujuran. Padahal pendidikan moral, akhlak di sekolah terus diajarkan. Apakah pihak sekolah yang harus disalahkan, karena anaknya berkata tidak jujur.

Seorang ibu merasa kaget, ketika anaknya berkata tidak jujur. Padahal seingatnya, ia tidakpernah mengajari ketidak jujuran pada anaknya. Sengaja atau tidak sengaja, kebanyakan ibu selalu menyalahkan guru didiknya di sekolah, lingkungan anaknya bermain dan teman-teman yang slalu bergaul dengan anaknya.

Belum sadarkah kita, secara tidak langsung, banyak para orang tua menagjarkan anaknya tentang ketidak jujuran pada anak-anaknya. Mari kita cermati tentang ilustrasi berikut ini.

Jam dinding menunjukkan pukul 10.00 WIB, waktunya kelas 1 SMP daftar ulang, guru-guru di SMP tersebut memperbincangkan para wali murid yang datang ke sekolah tidak satu pun mereka menggunakan kendaraan pribadi. Kebanyakan mereka berbondong-bondong menggunakan angkutan umum. Mungkin sudah kebiasaan tiap tahunnya, jadi mereka menjadi hafal. Mungkin terlihat biasa menurut kita, kenapa harus diperbincangkan, itu semua urusan mereka mau pakai angkutan umum atau kendaraan pribadi.

Namun menjadi hal yang luar biasa bagi guru-guru tersebut. Saat pihak sekolah memberikan harga DPP sekolah, banyak wali murid yang merasa keberatan dengan nominal yang telah ditetapkan dan mereka rata-rata minta keringanan biaya sekolah. Mereka pun tidak malu untuk meminta surat keterangan dari pihak RT/RW tantang surat keterangan miskin.

Astagfirullah, nikmat manakah yang kamu dustakan? Ya, inilah realita di masyarakat kita, ketika waktu antar jemput sekolah mereka menggunakan mobil pribadi, sepeda motor pribadi, hitungan jari yang menggunakan angkutan umum. Para orang tua secara tidak langsung mengajari anak-anaknya tentang “KEBOHONGAN”. Ya, kebohongan besar yang akan berdampak pada kualitas pendidikan anaknya sendiri. Mereka belajar bohong dari orang tuanya, dan orang tuanya menceritakan pengalaman buruknya pada aorang lain dengan bangga. Saya ke sekolah anak saya, naik angkutan umum, biar DPP nya murah, nanti kalau pakai mobil bisa bayar mahal. Seandainya bayar DPP semurah cicilan sepeda motor, mungkin tidak ada orang yang berbuat bohong.

Bayar DPP mahal tidak masalah, asalkan benar-benar untuk kepentingan pendidikan. Uang itu akan menajdi ladang amal bagi para orang tua, karena uangnya bermanfaat untuk pendidikan.
Wallahu alam bi shoab

RIBA DARI SUDUT PANDANG ISLAM

Tujuan Sistem Ekonomi Islam
 Kesejahteraan ekonomi dalam kerangka norma moral Islam. (QS. 2/60; 2/168; 5/87-88; 62/10).
 Persaudaraan & keadilan universal. (QS. 49/13; 7/158).
 Distribusi pendapatan & kekayaan yang merata (adil). (QS. 6/165; 16/71; 43/32).
 Kebebasan individu dalam konteks kemaslahatan sosial. (QS. 13/36; 31/22)..

DEFINISI RIBA
 Riba” dari segi istilah bahasa sama dengan “Ziyadah” artinya tambahan. Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok (modal) secara bathil.
 Terdapat perbedaan pendapat dalam menjelaskan riba. Secara umum Riba adalah penambahan terhadap hutang. Maknanya: Setiap penambahan pada hutang baik kwalitas ataupun kwantitas, baik banyak ataupun sedikit, adalah riba yang diharamkan.
 Landasannya Al Quran Surat An-Nisa ( 4 ) ayat 29 yang berarti :
 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil”.
 Adapun yang dimaksud dengan jalan yang bathil dalam hal ini yaitu pengambilan tambahan dari modal pokok tanpa ada imbalan pengganti (kompensasi) yang dapat dibenarkan oleh Syar’ie.

JENIS-JENIS RIBA
Secara garis besar Riba terbagi kepada dua bagian, yaitu: Riba Hutang Piutang dan Riba Jual Beli.
Riba Hutang Piutang
• Riba Qord
Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang berhutang (Muqtaridh)

• Riba Jahiliyyah
Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak mampu membayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan

Riba Jual Beli
 Riba Fadhl
Pertukaran antar barang-barang sejenis dengan kadar/takaran yang berbeda dan barang yang dipertukarkan termsuk dalam jenis “barang ribawi”.

 Riba Nasi’ah
Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi dengan jenis barang ribawi lainnya.

Larangan Riba dalam Hadist
• Sekiranya mereka menerima, hal itu baik dan bagus. Penolakan berarti (tantangan untuk) perang.
Hadits ini merupakan isi dari surat Rasulullah SAW kepada Itab bin Usaid, gubernur Mekkah, agar kaum Thaif tidak menuntut hutangnya (riba yang telah terjadi sebelum kedatangan Islam) dari Bani Mughirah.

• Ingatlah bahwa kamu akan menghadap Tuhanmu, dan Dia pasti akan menghitung amalanmu. Allah telah melarang kamu mengambil riba, oleh karena itu, hutang akibat riba harus dihapuskan. Modal (uang pokok) kamu adalah hak kamu. Kamu tidak akan menderita ataupun mengalami ketidakadilan.
Hadits ini merupakan amanat terakhir Rasulullah SAW pada 9 Dzulhijjah tahun 10 Hijriah.

• Diriwayatkan oleh Samura bin Jundab bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Malam tadi aku bermimpi, telah datang dua orang dan membawaku ke tanah suci. Dalam perjalanan, sampailah kami ke suatu sungai darah, di mana di dalamnya berdiri seorang laki-laki. Di pinggir sungai tersebut berdiri seorang laki-laki lain dengan batu di tangannya. Laki-laki yang di tengah sungai itu berusaha untuk keluar, tetapi laki-laki yang di pinggir sungai tadi melempari mulutnya dengan batu dan memaksanya kembali ke tempat asal. Aku bertanya, “Siapakah itu ?”, Aku diberitahu, bahwa laki-laki yang ditengah sungai itu ialah orang yang memakan riba”. (HR.Bukhari)

• Jabir berkata bahwa Rasulullah SAW mengutuk orang yang menerima riba, orang yang membayarnya dan orang yang mencatatnya, dan dua orang saksinya, kemudian Beliau bersabda, “Mereka itu semuanya sama”. (HR.Muslim).




Rabu, 22 Februari 2012

KEMATIAN EKONOMI


Prof. Dr. Umar Ibrahim Vadillo dari Scotlandia dalam buku, ”The Ends of Economics” mengkritik secara tajam ketidakadilan sistem moneter kapitalisme.

Kapitalisme justru telah melakukan ”perampokan” terhadap kekayaan negara-negara berkembang melalui sistem moneter fiat money yang sesungguhnya adalah riba

Paul Omerod dalam buku The Death of Economics (1994). menuliskan bahwa
 ahli ekonomi terjebak pada ideologi kapitalisme yang mekanistik yang ternyata tidak memiliki kekuatan dalam membantu dan mengatasi resesi ekonomi yang melanda dunia.
 Mekanisme pasar yang merupakan bentuk dari sistem yang diterapkan kapitalis cenderung pada pemusatan kekayaan pada kelompok orang tertentu

 Critovan Buarque, ekonom dari universitas Brazil dalam buknya, “The End of Economics” Ethics and the Disorder of Progress (1993), melontarkan sebuah gugatan terhadap paradigma ekonomi kapitalis yang mengabaikan nilai-nilai etika dan sosial.
 Karena kegagalan kapitalisme itulah, maka sejak awal, Joseph Schumpeter meragukan kapitalisme.
 Dia mempertanyakan, “Can Capitalism Survive”?. No, I do not think it can. (Dapatkah kapitalisme bertahan ?. Tidak, saya tidak berfikir bahwa kapitalisme dapat bertahan).
 Selanjutnya ia mengatakan, ” Capitalism would fade away with a resign shrug of the shoulders”,Kapitalisme akan pudar/mati dengan terhentinya tanggung jawabnya untuk kesejahteraan (Heilbroner,1992).

Fritjop Chapra dalam buku,The Turning Point, Science, Society and The Rising Culture (1999) dan Ervin Laszio dalam buku 3rd Millenium, The Challenge and The Vision (1999),
 Mereka mengungkapkan bahwa ekonomi konvensional (kapitalisme) yang berlandaskan sistem interest rate, memiliki kelemahan dan kekeliruan yang besar dalam sejumlah premisnya, terutama rasionalitas ekonomi yang telah mengabaikan moral.

Kehadiran konsep ekonomi baru tersebut, bukanlah gagasan awam, tetapi mendapat dukungan dari ekonom terkemuka di dunia yang mendapat hadiah Nobel 1999, yaitu Joseph E.Stiglitz

EKONOMI SYHARIAH



 Kelahiran ilmu Ekonomi Islam bukanlah sebagai respons atau sikap reaksioner terhadap fenomena ekonomi kapitalisme.
 Awal keberadaannya sama dengan awal keberadaan Islam di muka bumi ini, karena ekonomi Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Islam itu sendiri.
 Islam yang diyakini sebagai jalan atau konsep hidup melingkupi ekonomi sebagai salah satu aktivitas hidup manusia. Jadi dapat dikatakan bahwa ekonomi Islam merupakan aktivitas agama atau ibadah kita dalam berekonomi.
 Sesungguhnya ekonomi Islam adalah bagian integral dari sistem Islam yang sempurna. Apabila ekonomi konvensional –dengan sebab situasi kelahirannya- terpisah secara sempurna dari agama. Maka keistimewaan terpenting ekonomi Islam adalah keterkaitannya secara sempurna dengan Islam itu sendiri, yaitu aqidah dan syariah. (Prof. Dr. Ahmad Muhammad ‘Assal & Prof.Dr. Fathi Ahmad Abdul Karim, An-Nizham al-Iqtishadi fil Islam, Cairo, 1977, hlm.17-18)
 Apabila ekonomi Islam menjadi bagian dari Islam yang sempurna, maka tidak mungkin memisahkannya dari sistem aturan Islam yang lain ; dari aqidah, ibadah dan akhlak (Mabahits fil Iqtishad al-Islamiy, hlm. 54)
 Berdasarkan ini, maka tidak boleh kita mempelajari ekonomi Islam secara berdiri sendiri yang terpisah dari aqidah Islam dan syariahnya, karena sistem ekonomi Islam bagian dari syariah Islam. Dengan demikian ia terkait secara mendasar dengan aqidah (Prof. Dr. Ahmad Muhammad ‘Assal & Prof.Dr. Fathi Ahmad Abdul Karim, An-Nizham al-Iqtishadi fil Islam, Cairo, 1977, hlm.17)
 Ulama sepakat bahwa muamalat itu sendiri adalah masalah kemanusiaan yang maha penting (dharuriyah basyariyah)
 Mereka berkata, “Hai Syu’aib, apakah agamamu yang menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh nenek moyang kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang penyantun lagi berakal”
 Muamalah ini adalah sunnah yang terus-menerus dilaksanakan para Nabi AS, sebagaimana firman Allah (hlm.16)

Kebangkitan Kembali Studi Ekonomi Islam
 Kesadaran dan keinginan umat Islam untuk menghidupkan kembali ajaran muamalah maliyah yang bersumber Alquran & Sunnah
 Terbebasnya negeri-negeri muslim dari penjajahan
 Ditemukannya sumber minyak di Timur Tengah sehingga melahirkan negara-negara kaya (petro dolar)
 Kegagalan kapitalisme dalam menciptakan kesejahteraan yang berkeadilan.

Selasa, 21 Februari 2012

"AYAH"

(Bagian I)
Mungkin sudah banyak tulisan yang bertemakan “IBU”, setiap kali peringatan Hari Ibu 22 Desember. Banyak orang memanfaatkan moment ini, untuk mengenang jasa-jasa “IBU”. Kita hampir melupakan jasa-jasa orang yang juga memiliki peranan penting dalam hidup kita yaitu “AYAH”.

Ayah adalah orang keempat yang paling berjasa dan orang yang harus dihormati setelah ibu. Masih ingatkah kita seorang sahabat Nabi Muhammad SAW bertanya kepada Nabi SAW, ”Ya Rasulullah, siapakah orang yang harus aku hormati?, Rasulullah SAW menjawab “Ibumu”. Sahabat Nabi pun bertanya kembali, siapa lagi ya Rasulullah?, Nabi SAW menjawab “Ibumu”. Sahabat Nabi pun bertanya kembali, siapa lagi ya Rasulullah?, Nabi SAW menjawab “Ibumu”. Sahabat Nabi pun bertanya kembali, siapa lagi ya Rasulullah?, barulah Nabi SAW menjawab “Ayahmu”.

Berbicara soal “AYAH”, saya teringat dengan ayahku. Setiap kali aku bercerita tentang Beliau, air mataku sealu deras membasahi pipiku. Ketika saya melihat, film “Laskar Pelangi”, air mataku keluar begitu derasnya. Seolah-olah saya melihat sosok “AYAH” disana yang memperjuangkan sekolah hampir mati. Waktu tidurnya, tidak pernah panjang, beliau terus berfikir mempertahankan sekolah yang hampir tutup. Setiap kali waktu gajian tiba, ayahku selalu bingung, karena uang dari murid-muridnya tidak cukup untuk gaji guru dan karyawan. Sering kali orang mengejek bapakku yang membawa vespa butut dan sekolahnya yang kumuh seperti kandang ayam, beliau sempat tersinggung dengan kata-kata salah seorang temannya, tetapi menurut beliau itulah perjuangan.

Ayahku merasa bersalah pada orang yang mendirikan sekolah itu, jika sekolah tersebut harus tutup. Namun, segala upaya sudah dilakukan oleh ayah untuk mempertahankan sekolah itu, mulai dari mencari donator untuk membayar SPP murid-muridnya sampai sekolahnya di gratiskan. Banyak orang yang meremehkan kualitas sekolah yang dipimpin ayah, walaupun sudah digratiskan, tidak satu orang pun melirik sekolah yang dipimpin ayah. Begitu lelahnya hari-hari ayah untuk memperjuangkan sekolah itu. Ayahku bukan PNS, Beliau seorang pendakwah bahasa kerennya dai gaji Ayah tidak menentu. Bersama ibu, ayah bisnis kecil-kecilan, dari warung ke warung mereka menitipkan barang dagangannya. Namun, Ayah dan Ibu pun terus memacu kami anak-anaknya untuk terus sekolah hingga S1. Budaya gali lubang tutup lubang dilakukan ayah, untuk memperjuangkan kelangsungan hidup dan sekolah kami. Ibuku adalah motifator yang hebat, karena keikhlasan dan kesabarannya yang tinggi hingga ayah terus berjuang, walaupun terasa pahit kami hadapi.

Saya mendapat banyak pelajaran dari hidup mereka, dua orang manusia yang hidupnya merantau jauh dari orang tua dan sanak keluarga berjuang untuk hidup kami. Ayah tidak pernah menuntut saya menjadi anak yang selalu peringkat 1 di kelas. Suatu ketika nilai ujianku jelek dan hal itu diketahui oleh ayah. Saya pun menangis dihadapannya karena malu, malu tidak bisa memberi yang terbaik untuk ayah. Ayah pun tidak pernah memarahi aku, ketika nilaiku jelek. Beliau berkata “sudah, tidak apa-apa, namanya juga belajar.” Saya semakin menangis tersedu-sedu dan ayah tetap tersenyum padaku. Ayah dan Ibu, terima kasih atas segalanya. Mudah-mudahan jasa-jasamu dicatat sebagai amal ibadah oleh Allah SWT dandipermudah untuk masuk Surga Firdaus. Amien…

Pemberdayaan Dana Masjid dan Musholla

Banyak cara untuk melakukan kebaikan, banyak pintu yang dibuka untuk beramar ma’ruf nahi munkar, tergantung kita jeli atau tidak untuk menggunakan kesempatan itu.

Membaca rubric baru di Republika yaitu rubrik “treding news” Masjid Penggerak Ekonomi Umat ( Bagian III ) Mandiri Lewat Beasiswa. Koran tersebut menginformasikan tentang program kerja salah satu masjid di Kota Surabaya, yaitu Masjid Al falah. Masjid Al falah ini memanfaatkan uang amal jariyah, infaq dan sedekah untuk memberikan bea siswa kepada para siswa dan siswi yang kurang mampu untuk melanjutkan sekolahnya sampai tamat SMA/sederajat. Masjid Al Falah yang terletak di Jalan Raya Darmo Kota Surabaya ini, mengingatkan saya yang masih kecil dulu selalu diajak oleh bapak ke masjid ini untuk mencari bantuan dakwah berupa uang, kursi, meja untuk kegiatan TPA dan sekolah di Kota Malang. Masjid ini letaknya strategis dan dekat dengan Kebun Binatang Wonokromo.

Saya dan adik diajak bapak ke Masjid Al Falah dan selesai urusan bapak di masjid ini, kami diajak bertamasya ke kebun binatang, sungguh senang rasanya, karena kami pergi untuk dua urusan sekaligus. Mungkin, masjid yang digambarkan Koran itu, adalah masjid yang kami kunjungi dulu atau nama masjid yang sama. Entahlah, kalaupun sama, saya bersyukur, karena saya tidak salah akan menceritakan sepak terjak Masjid Al Falah ini yang manfaatnya sudah sampai di Kota Malang.

Berbicara tentang Pemberdayaan perekonomian umat, saat ini sudah banyak masjid yang mulai mengepakkan sayapnya melalui yayasan yang menaungi masjid tersebut. Salah satu contohnya adalah Yayasan Ahmad Yani yang terletak di Jalan Kahuripan No 12 Kota Malang memiliki SD, Madrasah Diniyah, LBB, dan lembaga pendidikan setara D1 yang mempelajari tentang Ekonomi Syariah, BMT Ahmad Yani. Tidak ada salahnya, dana masjid digunakan untuk pembiayaan modal usaha, agar tidak tidak ada pengangguran dan orang bunuh diri karena tidak punya uang untuk menyambung hidupnya.

Kita sering kali mendengar pengumuman hasil amal jariyah di masjid-masjid sebelum shalat jum’at dimulai. Subhanallah, begitu banyaknya orang-orang yang menginfaqkan uangnya. Jika dikalkulasikan bisa digunakan untuk pembiayaan dan beasiswa sekolah. Namun, kenyataan dilapangan masih banyak amal jariyah yang ada di kotak-kotak amal itu, digunakan untuk keperluan masjid saja, misalnya biaya perawatan masjid, masih belum mengarah ke beasiswa dan pemberdayaan ekonomi umat.

Pikiran saya mulai terbuka, ketika salah satu universitas yang menggunakan dana amal jariyah masjid untuk membiayai 100 orang mahasiswa tiap tahunnya, dan itu sangat efektif. Menagapa tidak semua masjid di Indonesia ini menggunakan dananya untuk keperluan-keperluan yang lebih bermanfaat. Salah satunya memberikan pendidikan yang lebih pada masyarakat sekitarnya dengan memanfaatkan dana-dana yang berada di kotak-kotak amal. Saat itu, saya mulai menggerutu, ketika ada masjid yang selalu memampang uang hasil amal jariyah berjuta-juta, tetapi dilaporannya tidak ada pengeluaran untuk pendidikan. Kalaupun ada, itu jumlahnya hanya sedikit. Gaji para guru ngaji masih bisa didanai oleh masjid, tetapi jumlahnya terbatas.

Bukankah di dalam Agama kita, Agama Islam tidak boleh meninggalkan generasi yang lemah. Semua anak Indonesia adalah tanggung jawab kita bersama. Oleh karena itu, marilah kita selamatkan generasi Islam yang sudah ada dengan memanfaatkan dana-dana amal jariyah. Mungkin, para pencuri uang kotak amal itu tidak salah, karena mereka membutuhkan dana itu. Marilah kita intropeksi diri, sebelum menyalahkan para pencuri kotak amal . Manfaatkan uang amal jariyah sebaik-baiknya. Agar pencuri kotak amal berpikir 1000x untuk mencurinya.

Senin, 20 Februari 2012

DERITA RAKYAT BUKANLAH DERITA PEMIMPINNYA

"INSYAFNYA SANG KORUPTOR", Kalau tidak salah tema diskusi tadi malam di acara "sentilan sentulan" yang disiarkan salah satu televisi. tentu judul yang menarik bukan, bahkan menegangkan bagi para koruptor yang belum insyaf. beliau bercerita bahwa dahulu tahun 1999, ketika menjadi anggota dewan habisnya Rp. 17.000.000,- (tujuh belas juta rupiah), Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) dari calon anggota DPR dan selebihnya dibayar partai.

Pada tahun 2004, untuk menjadi anggota DPR membutuhkan kurang lebih 200 juta dari kantongnya sendiri. Pada tahun 2009, banyak yang menghabiskan uangnya lebih dari 1 milyar untuk menjadi seorang anggota dewan. Betapa susahnya untuk menjadi anggota dewan dengan masa jabatan hanya 5 tahun, bisa menghabiskan milyaran rupiah.

Kursi dewan diperebutkan, seperti kursi CPNS. Mereka berlomba-lomba ingin menyejahterakan hidupnya lewat jalan apapun. Apa hebatnyasih, menjadi anggota dewan. Saya menjadi berfikir, mereka hanya memikirkan nasibnya sendiri, ketika sudah menajdi anggota dewan, sedikit-dikit minta anggaran dana yang cukup meroket. Anggota DPR sudah digaji perbulannya 50 jt, masih minta fasilitas laptop, kamar mandi mewah, tempat spa. Layakkah mereka disebut pemimpin sejati.

Pemimpin sejati adalah mereka-mereka yang memperjuangkan hak-hak rakyatnya atau anak buahnya. Mereka tidak akan makan dan minum sebelum tau anak buahnya sudah selesai makan minum. tentunya ada, tetapi mayoritas dinegeri kita tercinta ini, masih hitungan jari. Banyak pemimpin yang lupa dengan jati dirinya dan tujuannya dijadikan pemimpin. Siapakah dirinya, apakah agamanya, berpendidikan ataukah tidak?, masih ingatkah janji-janji yang mereka umbar-umbar saat berkampanye dulu. tentu mereka sudah lupa, karena terlena dengan milyaran rupiah, tanpa bekerja sudah dapat gaji.

Apakah lembaga ini harus dibubarkan. Mengingat kinerja mereka yang tidak bagus, tidak sesuai dengan pancasila ataukah para koruptor harus dihukum mati, agar tidak ada koruptor lagi. Masalahnya penegakan hukum di indonesia sangatlah lemah. Maling ayam digebukin sampai hancur, maling uang rakyat sampai milyaran rupiah tidak ada yang memukuli sampai hancur. Kalau para penegak hukum tidak bisa diandalkan, maka tidak salah orang-orang yang memakai jasa para bodyguard.

Munculnya kasus John Kei saat ini, menjadi tolak ukur bahwa para preman lebih layak daripada para polisi untuk menegakkan hukumnya di negeri ini. Pihak kepolisian berkomitmen akan memerangi para preman-preman, tetapi jika dibayar uang lebih, maka tidak usah diperangi. Masyarakatpun bertanya-tanya, apakah para penegak hukum itu bekerja dengan sungguh-sungguh atau mereka hanya manusia-manusia yang dipermainkan oleh pejabat-pejabat yang berduit.

Kasus terbunuhnya Munir, seorang pegiat HAM, masih banyak kasus-kasus lain yang bisa diambil contoh, bahwa penegakan hukum di Indonesia tidak pernah adil. Namun mereka lupa, bahwa masih ada penegak hukum yang Maha Adil dari segala-galanya yaitu Allah SWT.

Selasa, 07 Februari 2012

ASAL-USUL TAHUN BARU

Detik berganti detik, menit berganti menit, jam berganti jam, hari berganti hari, bulan berganti bulan dan akhirnya tahun berganti tahun. Ada yang memaknai setiap detik kehidupannya dan ada juga yang menyia-nyiakan hidupnya dengan bermaksiat atau dengan melalaikan perintah agama. Manusia terlahir di dunia untuk menunggu giliran mati, tapi pergantian tahun dirayakan dengan gaya yang hedonis. Seolah-olah tidak ingat bahwa kematian telah mengintai kita.

Kematian bagaikan bom waktu, apabila sudah habis waktu hidup di dunia, maka ia akan meledak. Kematian mengintai kita, tapi apa yang sudah kita lakukan saat menunggu kematian itu. Bekal apa yang sudah kita kumpulkan untuk menemui Allah SWT. Setiap kejadian didunia ini pasti memiliki sebab-akibatnya. Perayaan tahun baru memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Mengingat perayaan tahun baru adalah hanya peringatan yang berbau budaya, bukan ibadah.

Tahun baru masehi dan tahun baru hijriyah memiliki latar belakang yang berbeda. Sudahkah kiita mengetahuinya. Jika belum mengetahuinya, mengapa kita ikut berfoya-foya sambil mengucapkan selamat tahun baru kepada semua orang. Bisa jadi, kita termasuk orang yang mengakui budaya roma yang saat itu memiliki kepercayaan memiliki banyak tuhan.

Setiap kali tahun baru hijriyah, hanya sedikit orang yang mengucapkan “Selamat Tahun Baru Hijriyah” dan itu pun terasa biasa-biasa aja, tidak mengena esensi yang tertuang di dalam pergantian Tahun Hijriyah. Namun, jika yang berganti adalah tahun baru masehi atau tahun baru cina. Semuanya langsung menganalisa keberuntungannya di tahun yang baru. Bukankah jalan hidup selanjutnya adalah rahasia Allah SWT.

Berbicara mengenai tahun baru, tahukah kita apa itu tahun baru. Tahun baru adalah suatu perayaan di mana suatu budaya merayakan berakhirnya masa satu tahun dan menandai dimulainya hitungan tahun selanjutnya. Budaya yang mempunyai kalender tahunan semuanya mempunyai perayaan tahun baru. Secara Nasional, Hari tahun baru di Indonesia jatuh pada tanggal 1 Januari karena Indonesia mengadopsi kalender Gregorian, sama seperti mayoritas negara-negara di dunia.

Di dunia ini banyak macam-macam tahun baru, apalagi di Indonesia. Ada tahun baru saka, tahun baru cina, dan tahun baru hijriyah, dan tahun baru lainnya. Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus Penentuan dimulainya sebuah hari/tanggal pada Kalender Hijriyah berbeda dengan pada Kalender Masehi.

Pada sistem Kalender Masehi, sebuah hari/tanggal dimulai pada pukul 00.00 waktu setempat. Namun pada sistem Kalender Hijriah, sebuah hari/tanggal dimulai ketika terbenamnya matahari di tempat tersebut. Kalender Hijriyah dibangun berdasarkan rata-rata silkus sinodik bulan kalender lunar (qomariyah), memiliki 12 bulan dalam setahun. Dengan menggunakan siklus sinodik bulan, bilangan hari dalam satu tahunnya adalah (12 x 29,53059 hari = 354,36708 hari).Hal inilah yang menjelaskan 1 tahun Kalender Hijriah lebih pendek sekitar 11 hari dibanding dengan 1 tahun Kalender Masehi.

Faktanya, siklus sinodik bulan bervariasi. Jumlah hari dalam satu bulan dalam Kalender Hijriah bergantung pada posisi bulan, bumi dan matahari. Usia bulan yang mencapai 30 hari bersesuaian dengan terjadinya bulan baru (new moon) di titik apooge, yaitu jarak terjauh antara bulan dan bumi, dan pada saat yang bersamaan, bumi berada pada jarak terdekatnya dengan matahari (perihelion). Sementara itu, satu bulan yang berlangsung 29 hari bertepatan dengan saat terjadinya bulan baru di perige (jarak terdekat bulan dengan bumi) dengan bumi berada di titik terjauhnya dari matahari (aphelion). dari sini terlihat bahwa usia bulan tidak tetap melainkan berubah-ubah (29 - 30 hari) sesuai dengan kedudukan ketiga benda langit tersebut (Bulan, Bumi dan Matahari) Penentuan awal bulan (new moon) ditandai dengan munculnya penampakan (visibilitas) Bulan Sabit pertama kali (hilal) setelah bulan baru (konjungsi atau ijtimak). Pada fase ini, Bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari, sehingga posisi hilal berada di ufuk barat. Jika hilal tidak dapat terlihat pada hari ke-29, maka jumlah hari pada bulan tersebut dibulatkan menjadi 30 hari. Tidak ada aturan khusus bulan-bulan mana saja yang memiliki 29 hari, dan mana yang memiliki 30 hari. Semuanya tergantung pada penampakan hilal. Bulan Muharram bagi umat Islam dipahami sebagai bulan Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah 14 abad silam, yang sebelumnya bernama “Yastrib”. Sebenarnya kejadian hijrah Rasulullah tersebut terjadi pada malam tanggal 27 Shafar dan sampai di Yastrib (Madinah) pada tanggal 12 Rabiul awal.

Adapun pemahaman bulan Muharram sebagai bulan Hijrah Nabi, karena bulan Muharram adalah bulan yang pertama dalam kalender Qamariyah yang oleh Umar bin Khattab, yang ketika itu beliau sebagai khalifah kedua sesudah Abu Bakar, dijadikan titik awal mula kalender bagi umat Islam dengan diberi nama Tahun Hijriah Dari penjelasan diatas kita bisa menarik kesimpulan bahwa tahun baru hijriyah dan tahun baru masehi adalah berbeda dari segi sejarah dan maknanya. Tahun Baru Masehi dirayakan untuk mengingat penobatan Julius Caesar sebagai Kaisar Roma pada tahun 45 SM, sedangkan Tahun Baru Hijriyah untuk mengingat Hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah.

Seperti kita ketahui, saat ini semua orang hampir diseluruh belahan negara merayakan pergantian tahun pada tanggal 1 Januari setiap tahunnya. Dan kita juga tidak menyadari bahwa setiap tahun kita ikut merayakan kebudayaan Bangsa Romawi. Apakah pantas sebagai seorang muslimah atau sebagai orang Islam, kita mengikuti perayaan tahun baru masehi yang identik dengan berfoya-foya. Manfaat apa yang kita dapat dari bertahun baru masehi.

Padahal kita sebagai Orang Islam memiliki tahun baru sendiri yang patut kita renungkan dan pikirkan, apa makna dan dampak dari berhijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah, tetapi kita lebih mengagung-agungkan tahun baru masehi daripada tahun baru hijriyah. Pergantian tahun baru menandakan berkurangnya waktu kita hidup didunia, amalan apa yang sudah kita kumpulkan untuk menemui Rabb kita. Apakah kita termasuk orang-orang yang merugi atau orang yang untung, seperti pada Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat ke 103 Surat Al ‘Asr
وَالْعَصْرِ ﴿103:1﴾ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ﴿103:2﴾ إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ﴿103:3

“Demi Masa. Sesungguhnya Manusia Benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dan saling berwasiat dengan kebenaran dan saling berwasiat dengan kesabaran.” Sudahkah kita memiliki ciri-ciri manusia seperti yang tertuang di dalam surat ke 103 surat Al-‘Asr dan hadits tersebut. Jika belum, mari kita berfastabiqul khoirot untuk mencapai kebaikan bersama.

Sumber Rujukan: www.ilmuini.com www.wikipedia.org