Minggu, 31 Januari 2010

CERITA RAKYAT
PETANI

Kehidupan petani seolah-olah identik dengan kemiskinan, padahal pertanian identik dengan sumber kemakmuran, tanpa pertanian, kita tidak bisa makan, maka bersyukurlah masih ada yang mau jadi petani. Banyak orang yang kaya dengan menjadi petani. Namun, saat ini yang berminat sekolah di fakultas pertanian sangat minim. Hal ini membuat masalah yang serius, karena 10 tahun atau 20 tahun lagi, tidak ada orang yang mau menjadi petani. Padahal kita butuh pangan, banyak orang yang menghina, jika anak-anaknya sekolah di pertanian, agar terlihat bergengsi, para petani menyekolahkan anaknya di jurusan selain pertanian.
Kita bisa melihat Negara Jepang, para ilmuwannya berfikir keras agar padi bisa tumbuh ditanah mereka, sementara kita yang tidak dituntut berfikir keras untuk menanam padi, malah beralih ke industri.
Jati diri Bangsa Indonesia sebagai negara agraris, dari tahun ke tahun semakin hilang, karena beras dan gula saja, kita impor. Banyak para petani menjual tanahnya, agar mereka bisa beralih profesi. Namun naas, setelah tanah terjual, anak cucunya malah terlantar.
Seharusnya para petani itu, memiliki wawasan yang luas agar tetap bertahan menjadi petani. Petani yang kaya, bukan petani miskin. Petani yang mau bereksperimen di tanahnya sendiri, berfikir keras untuk meningkatkan hasil panennya. Mereka seharusnya menyekolahkan anaknya di Fakultas Pertanian, bukan berarti ilmu lain tidak penting, tetapi ini adalah menyangkut kehidupan orang banyak. Pertanian yang menopang kehidupan, seluruh masyarakat Indonesia. Apakah kita akan mengimpor beras dari Jepang, sesuatu yang mungkin saja terjadi, tetapi akan menambah deretan hutang Bangsa Indonesia, kepada negara lain.
Bukan hanya pemerintah yang memikirkan hal ini, seharusnya petani yang menentukan harga jual hasil panennya, bukan para tengkulak, karena petani yang menanam. Jika petani tidak menanam, para tenggulak pun, tidak dapat menjual hasil panen sehingga mereka juga rugi. Petani dan tengkulak seharusnya menggunakan simbiosis mutualisme, saling menguntungkan, tidak ada yang dirugikan, selama ini pihak petani yang selalu dirugikan.
Petani yang cerdas, berwawasan luas, yang akan menguasai pasaran pertanian di Indonesia, bukan Cina, Thailand dan negara lainnya. Dengan memaksimalkan hasil pertanian yang ada di lahan dan memiliki kualitas tidak kalah dengan negara lain, maka petani Indonesia, tidak perlu khawatir dengan negara lain.
Jika saat ini, anda masih merasa dirugikan, maka segeralah berburu ilmu pertanian, agar hasil panen kita bisa maksimal dan memiliki harga jual yang tidak kalah dengan negara lain. Kejujuran di dalam kehidupan sangat penting, gunakanlah pupuk organik, jangan tergiur dengan pupuk kimia. Maksimalkan apa yang ada dilingkungan sekitar kita, seperti penggunaan pupuk kandang, dan masih banyak ilmu lainnya di alam ini yang belum terkuak. Berfikirlah selalu, agar kita bisa menemukan sesuatu yang berarti di dalam hidup kita.
MAJU TERUS PERTANIAN INDONESIA
SMANGAT!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
CERITA RAKYAT
”ORANG MISKIN, INGIN KAYA”

Siapa yang mau hidup miskin terus menerus, tidak ada satu orang pun yang mau, kecuali orang-orrang yang mau mensyukuri hidupnya. Ingin kaya, tanpa usaha apapun, inilah kisah salah satu rakyat di suatu desa, terkesan lucu tetapi kasihan juga.
Sebut saja Paijo, ia tidak memiliki pekerjaan yang tetap alias tidak menentu, sehingga uang yang dimilikinya pun kembang kempis, tidak menentu. Suatu ketika ia berkeinginan membangun rumah ”gedheknya” menjadi rumah gedung berlantaikan keramik, pokoknya terkesan mewah, cita-cita hanyalah cita-cita, mungkin suatu saat bisa terwujud.
Setiap malam, tanpa sengaja ia melihat kegiatan rutin Pak Kades di desanya memberi minuman dan makanan ringan pada para hansip yang sedang melaksanakan tugasnya yaitu ronda malam, pintu rumah pak kades tidak pernah dikunci hanya ditutup saja, karena ia menganggap lingkungan sekitarnya tergolong aman.
Oleh karena kebiasaan Pak Kades terbaca oleh paijo, maka setan pun menghasutnya terus menerus untuk segera menerobos masuk rumah Pak Kades. Paijo teringat dengan cita-citanya yaitu memiliki rumah gedung. Akhirnya, dia memberanikan diri demi terwujudnya cita-cita paijo. Nyaris tanpa suara, semuanya terkesan rapi, karena dia tidak butuh usaha ekstra untuk melancarkan aksinya, karena rumah Pak Kades tidak terkunci.
Keesokan paginya, paijo langsung menuju pasir dan membeli bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membangun rumahnya, ia juga membeli sepeda motor. Warga pun, terheran-heran dengan keadaan paijo yang mendadak kaya.
Pagi itu, Pak Kades, panik karena 2 laptop, beserta tas berisi uang tunai dan HP tidak berada di tempatnya. Pak Kades pun, memutuskan melaporkan kejadian ini pada polisi setempat. Proses pelaporan ini, langsung ditindak lanjuti oleh pihak kepolisian. Warga yang merasa heran dengan keadaan paijo, mereka pun curiga. Pihak kepolisian ke rumah Pak Kades, di sana ada warga yang melapor kejanggalan paijo.
Sepulang dari pasar, paijo langsung ditangkap oleh polisi, karena tindakannya tersebut. Namun sayang, Pak Kades tidak mendapati uangnya secara utuh, karena telah dibelanjakan oleh paijo.
Cerita rakyat yang terkesan lucu, karena mencuri langsung bisa diketahui pencurinya. Paijo, hanya salah satu rakyat yang bingung mencari pekerjaan, bisa dibilang ia ingin hidup normal, seperti orang lain yang memiliki sepeda motor dan rumah. Namun sayang, ia tidak memiliki pekerjaan, sehingga caranya untuk membahagiakan orang lain terutama keluarganya menempuh jalan yang salah, seharusnya Pak Kades tidak usah memperkarakannya di kepolisian. Pak Kades, harus memberi solusi, agar ia memiliki pekerjaan yang tetap dan bisa hidup normal dan tidak terjadi kesenjangan sosial di masyarakatnya. Penjara bukanlah penyelesaian yang bagus.
Inilah sepenggal cerita kehidupan rakyat, yang perlu kita cari solusinya secara bersama-sama, agar tidak ada lagi rakyat yang bunuh diri, mencuri, merampok, mengemis, mengamen, putus sekolah dan masih banyak kasus lainnya yang menyangkut kebahagiaan.
CERITA RAKYAT

BUNUH DIRI


Beragam cerita yang terjadi di masyarakat, di belahan bumi manapun pasti terdapat cerita rakyat. Selama ada kehidupan, dan pemain utamanya adalah manusia, maka pasti ada cerita di sana. Cerita bahagia, sedih, tragis, semuanya pasti ada. Kali ini, mari kita baca dan cermati cerita rakyat ini, kemudian simpulkan.
Pagi itu, aku duduk di ruang tamu sambil membaca koran, salah satu isi beritanya adalah bunuh diri. Kasus bunuh diri, sudah sering terjadi di masyarakat dengan berbagai latar belakang dan motif, ada yang karena cinta, hutang-piutang, penyakit, KDRT, kemiskinan, PHK, putus sekolah, harga diri, stress yang terus mendera dan masih banyak motif lainnya.
Saya pernah, membaca salah satu buku di perputakaan kota, di dalam buku itu menceritakan tentang kasus bunuh diri di salah satu daerah yaitu Gunung Kidul Yogyakarta, buku ini menarik perhatian saya. Saya memutuskan untuk membacanya, dengan harapan mendapat hikmah dari buku tersebut. Cerita bunuh diri di dalam buku itu, memiliki latar belakang yang hampir sama, yaitu penderitaan di dalam hidup.
Salah satu cerita yang masih saya ingat adalah, ada salah satu kasus dimana seorang wanita yang tanpa sadar berlari kencang menuju sumur tua, tetapi proses bunuh dirinya dapat digagalkan oleh suaminya. Wanita tersebut pingsan, setelah ia sadar, ia tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja ia alami, hanya tiba-tiba ia berlari sekencang-kencangnya dan seolah-olah ada yang merasuk di dalam jiwanya. Akhir dari cerita itu adalah, karena ia bosan hidup dalam kemiskinan secara terus menerus. Ia sering melamun, dan selalu berniat untuk mengakhiri hidupnya.
Kembali ke koran yang saya baca, berita tersebut menceritakan tentang seorang wanita paruh baya yang hidup sendiri di suatu desa tanpa sanak keluarga yang menemaninya, tanpa kegiatan yang bervariasi, kehidupannya monoton, sehingga ia merasa bosan untuk hidup dan putus asa yang terus mendera jiwanya.
Ia melakukan usaha bunuh diri tiga kali, bunuh diri yang pertama dan kedua dapat digagalkan oleh warga sekitar. Namun, usahanya yang ketiga tidak dapat digagalkan, karena sudah terlambat.
Hidup seorang diri tanpa aktifiitas memang membosankan apalagi hidup di desa. Oleh karena itu, agar hidup kita tidak terasa membosankan perbanyaklah kegiatan dan teman. Memperbanyak teman dan kegiatan adalah salah satu langkah untuk mengusir kebosanan di dalam menjalani hidup.beragam aktifitas dapat kita lakukan, terutama kegiatan yang dapat menyenangkan hati kita.
Kehidupan di desa memang terkesan monoton, tetapi bagaimana kita bisa menciptakan suasana yang tidak monoton. Hal inilah, yang dapat mempertegas bahwa pendidikan sangat penting di dalam kehidupan manusia. Jika, kita hidup di desa, dengan pendidikan yang memadai, kita dapat bereksperimen di tempat tinggal kita, misalnya melakukan penelitian tentang tumbuhan, bagaimana memaksimalkan panen tomat atau yang lainnya. Kita juga bisa melakukan kegiatan sosial, kegiatan sosial dapat menyenangkan hati kita dan hati orang lain.
Pendidikan agama juga memiliki peranan penting, dengan menjadi penganut agama yang taat, kita bisa meminimalkan rasa stress yang sedang mendera kita. Dengan pendidikan, wawasan kita menjadi luas dan tidak akan pernah mengambil jalan pintas untuk mengakhiri penderitaan hidup.
Bunuh diri, di masyarakat mereka gunakan untuk mengakhiri pendiritaan hidupnya. Masih banyak rakyat yang menderita, karena kerasnya kehidupan. Namun, para pejabat berlomba-lomba memperkaya diri. Mereka kalah dengan hawa nafsunya, sehingga hati nuraninya telah tertutup rapat untuk mendengarkan dan menyelesaikan penderitaan rakyatnya. Tidak ada satu orang pun yang bisa adil, selain Allah SWT.

TIM SEPAK BOLA NASIONAL
(Akankah Rasa Nasionalisme itu Luntur?)

Begitu hebohnya permainan sepak bola hingga memiliki suporter yang begitu fanatik, apapun mereka lakukan demi melihat permainan bola tim kesayangannya. Begitu fanatiknya para suporter, sampai-sampai tawuran antar suporter pun sering tak terelakkan. Begitu fanatiknya para suporter sampai-sampai, mereka rela kelapran di kota orang demi melihat tim kesayangannya. Fanatik, kata-kata ini memberitahukan kepada kita tentang kecintaan seseorang pada sesuatu secara berlebihan. Begitu cintanya, sampai-sampai apapun mereka lakukan demi tercapainya suatu tujuan.
Perkembangan sepak bola saat ini, sungguh fantastis. Permaninannya selalu membuat semua orang terpesona. Mulai dari Tim Sepak Bola Eropa sampai Indonesia, mereka memiliki suporter masing-masing. Namun sayang seribu sayang, kelihatannya ada yang salah dengan Tim Sepak Bola Indonesia secara keseluruhan. Jika dilihat banyak pemain asing yang membela Tim Sepak Bola Indonesia, dari pada masyarakat pribumi. Apakah masyarakat pribumi, tidak ada yang bisa bermain sepak bola. Sudah habiskah, atlit-atlit sepak bola yang berbakat di negeri ini, sehingga mengharuskan mengadopsi pemain sepak bola dari luar negeri. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang luar biasa banyaknya, dari sekian ribu orang, tidak adakah yang berbakat bermain sepak bola?.
Kita hidup, di zaman globalisasi, zamannya pasar bebas, apapun bisa terjadi, termasuk mengadopsi pemain sepak bola dari luar negeri, tetapi bukan bearti, mengenyampingkan masyarakat Indonesia.
Hal ini, sama dengan kasus maraknya produk-produk cina yang membanjiri pasaran di Indonesia, kita memang tidak bisa menyalahkan siapapun, karena pemerintah terlanjur terikat kontrak untuk melakukan pasar bebas, tetapi jika ini tidak memprioritaskan hak masyarakat Indonesia, maka lama kelamaan sering dengan berjalannya waktu, masyarakat Indonesia akan terpinggirkan bahkan terbuang dari negerinya sendiri, seperti layaknya produk-produk dalam negeri yang tergusur oleh produk cina. Dari sini, kita akan tahu, bahwa pelaku industri bangkrut di dalam negerinya sendiri. Produk cina dan pemain asing sepak bola, memang tidak ada hubungannya, tetapi memberi gambaran yang nantinya pada kesimpulan yang sama.
Masyarakat Indonesia, lebih bangga dengan produk luar negeri daripada produk dalam negeri. Hal ini, mengindikasikan bahwa masih adakah rasa Nasionalisme yang tersisa di dalam hati sanubari yang paling dalam, terutama para pemudanya. Akankah, sumpah pemuda yang digelar pada tahun 1928 itu hanya akan menajdi bagian cerita belaka, semua pertanyaan ini, hanya kita yang bisa menjawabnya. Mau di bawa kemana bangsa kita selanjutnya, jika saat ini, sudah kita tanamkan untuk mencintai produk-produk luar negeri. Bangsa kita, akan terus terpuruk, jika tidak ada kesadaran yang besar dari masyarakatnya.
Masih ingatkah kita, pertandingan sepak bola antara Oman dan Indonesia yang menghasilkan kekecewaan di kandang sendiri, kekecewaan itulah yang memancing emosi para suporter, sehingga salah satu suporter turun ke lapangan dan menggiring bola untuk memasukkannya ke dalam gawang. Para suporter TIM SEPAK BOLA INDONESIA, semuanya pasti menelan pil pahit, karena kekalahan itu. Kejadian itu, menjadi adegan yang lucu sekaligus mengagetkan, andai saja ia memang TIM SBI, apa jadinya?. Skor 4-0, membuat para suporter benar-benar malu dan merasa sedih, tetapi kejadian ini, menyimpulkan bahwa masih ada kebanggaan terhadap Bangsa Indonesia. Maju terus Sepak Bola Indonesia. SMANGAT!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
TIM SEPAK BOLA NASIONAL
(Akankah Rasa Nasionalisme itu Luntur?)

Begitu hebohnya permainan sepak bola hingga memiliki suporter yang begitu fanatik, apapun mereka lakukan demi melihat permainan bola tim kesayangannya. Begitu fanatiknya para suporter, sampai-sampai tawuran antar suporter pun sering tak terelakkan. Begitu fanatiknya para suporter sampai-sampai, mereka rela kelapran di kota orang demi melihat tim kesayangannya. Fanatik, kata-kata ini memberitahukan kepada kita tentang kecintaan seseorang pada sesuatu secara berlebihan. Begitu cintanya, sampai-sampai apapun mereka lakukan demi tercapainya suatu tujuan.
Perkembangan sepak bola saat ini, sungguh fantastis. Permaninannya selalu membuat semua orang terpesona. Mulai dari Tim Sepak Bola Eropa sampai Indonesia, mereka memiliki suporter masing-masing. Namun sayang seribu sayang, kelihatannya ada yang salah dengan Tim Sepak Bola Indonesia secara keseluruhan. Jika dilihat banyak pemain asing yang membela Tim Sepak Bola Indonesia, dari pada masyarakat pribumi. Apakah masyarakat pribumi, tidak ada yang bisa bermain sepak bola. Sudah habiskah, atlit-atlit sepak bola yang berbakat di negeri ini, sehingga mengharuskan mengadopsi pemain sepak bola dari luar negeri. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang luar biasa banyaknya, dari sekian ribu orang, tidak adakah yang berbakat bermain sepak bola?.
Kita hidup, di zaman globalisasi, zamannya pasar bebas, apapun bisa terjadi, termasuk mengadopsi pemain sepak bola dari luar negeri, tetapi bukan bearti, mengenyampingkan masyarakat Indonesia.
Hal ini, sama dengan kasus maraknya produk-produk cina yang membanjiri pasaran di Indonesia, kita memang tidak bisa menyalahkan siapapun, karena pemerintah terlanjur terikat kontrak untuk melakukan pasar bebas, tetapi jika ini tidak memprioritaskan hak masyarakat Indonesia, maka lama kelamaan sering dengan berjalannya waktu, masyarakat Indonesia akan terpinggirkan bahkan terbuang dari negerinya sendiri, seperti layaknya produk-produk dalam negeri yang tergusur oleh produk cina. Dari sini, kita akan tahu, bahwa pelaku industri bangkrut di dalam negerinya sendiri. Produk cina dan pemain asing sepak bola, memang tidak ada hubungannya, tetapi memberi gambaran yang nantinya pada kesimpulan yang sama.
Masyarakat Indonesia, lebih bangga dengan produk luar negeri daripada produk dalam negeri. Hal ini, mengindikasikan bahwa masih adakah rasa Nasionalisme yang tersisa di dalam hati sanubari yang paling dalam, terutama para pemudanya. Akankah, sumpah pemuda yang digelar pada tahun 1928 itu hanya akan menajdi bagian cerita belaka, semua pertanyaan ini, hanya kita yang bisa menjawabnya. Mau di bawa kemana bangsa kita selanjutnya, jika saat ini, sudah kita tanamkan untuk mencintai produk-produk luar negeri. Bangsa kita, akan terus terpuruk, jika tidak ada kesadaran yang besar dari masyarakatnya.
Masih ingatkah kita, pertandingan sepak bola antara Oman dan Indonesia yang menghasilkan kekecewaan di kandang sendiri, kekecewaan itulah yang memancing emosi para suporter, sehingga salah satu suporter turun ke lapangan dan menggiring bola untuk memasukkannya ke dalam gawang. Para suporter TIM SEPAK BOLA INDONESIA, semuanya pasti menelan pil pahit, karena kekalahan itu. Kejadian itu, menjadi adegan yang lucu sekaligus mengagetkan, andai saja ia memang TIM SBI, apa jadinya?. Skor 4-0, membuat para suporter benar-benar malu dan merasa sedih, tetapi kejadian ini, menyimpulkan bahwa masih ada kebanggaan terhadap Bangsa Indonesia. Maju terus Sepak Bola Indonesia. SMANGAT!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Be Your Self

Be your self
Buanglah semua kebohongan, be your self
Buanglah semua kepura-puraan, be your self
Buanglah, buanglah, semua kemunafikan, be your self

Biarlah semua terjadi secara alami, ga’ perlu dipaksakan
Biarlah semua terjadi secara alami, ga’ perlu berbohong
Biarlah semua terjadi secara alami, ga’ perlu berpura-pura
Biarlah semua terjadi secara alami, ga’ perlu menjadi orang munafik

Be your self, be your self, be your self
Jadilah diri sendiri, ga’ perlu menjadi orang lain
Jadilah orang yang teguh pendiriannya
Jangan plin plan, ga’ baik untuk kehidupan selanjut

Kamis, 28 Januari 2010

Pesimis

Pesimis adalah sikap yang tidak bagus
Pesimis adalah penghancur masa depan
Pesimis adalah sumber segala kehancuran

Tinggalkanlah sikap Pesimis
segera beralihlah...
ke sikap optimis

Dengan optimis...
Hidup kita seras lebih berarti...

Jumat, 08 Januari 2010

Allahu Akbar

Bingung, harus curhat kemana lagi...
ke teman, takut salah sangka..
ke orang tua, terkadang tidak memuaskan jawabannya..
Akhirnya, aku putuskan untuk curhat..
Curhat pada Allah SWT...
Hanya Allah yang tahu, tentang diriku..
Hanya Dialah yang sanggup menyayangiku apa adanya...
Allahu Akbar...

Allah Maha tahu, apa yang aku inginkan..
Allah, Maha tahu apa yang terbaik untukku
Akhirnya, aku pasrahkan semuanya kepadaNya
Yang penting, aku usdah berusaha sebaik-baiknya...