Minggu, 31 Januari 2010

TIM SEPAK BOLA NASIONAL
(Akankah Rasa Nasionalisme itu Luntur?)

Begitu hebohnya permainan sepak bola hingga memiliki suporter yang begitu fanatik, apapun mereka lakukan demi melihat permainan bola tim kesayangannya. Begitu fanatiknya para suporter, sampai-sampai tawuran antar suporter pun sering tak terelakkan. Begitu fanatiknya para suporter sampai-sampai, mereka rela kelapran di kota orang demi melihat tim kesayangannya. Fanatik, kata-kata ini memberitahukan kepada kita tentang kecintaan seseorang pada sesuatu secara berlebihan. Begitu cintanya, sampai-sampai apapun mereka lakukan demi tercapainya suatu tujuan.
Perkembangan sepak bola saat ini, sungguh fantastis. Permaninannya selalu membuat semua orang terpesona. Mulai dari Tim Sepak Bola Eropa sampai Indonesia, mereka memiliki suporter masing-masing. Namun sayang seribu sayang, kelihatannya ada yang salah dengan Tim Sepak Bola Indonesia secara keseluruhan. Jika dilihat banyak pemain asing yang membela Tim Sepak Bola Indonesia, dari pada masyarakat pribumi. Apakah masyarakat pribumi, tidak ada yang bisa bermain sepak bola. Sudah habiskah, atlit-atlit sepak bola yang berbakat di negeri ini, sehingga mengharuskan mengadopsi pemain sepak bola dari luar negeri. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang luar biasa banyaknya, dari sekian ribu orang, tidak adakah yang berbakat bermain sepak bola?.
Kita hidup, di zaman globalisasi, zamannya pasar bebas, apapun bisa terjadi, termasuk mengadopsi pemain sepak bola dari luar negeri, tetapi bukan bearti, mengenyampingkan masyarakat Indonesia.
Hal ini, sama dengan kasus maraknya produk-produk cina yang membanjiri pasaran di Indonesia, kita memang tidak bisa menyalahkan siapapun, karena pemerintah terlanjur terikat kontrak untuk melakukan pasar bebas, tetapi jika ini tidak memprioritaskan hak masyarakat Indonesia, maka lama kelamaan sering dengan berjalannya waktu, masyarakat Indonesia akan terpinggirkan bahkan terbuang dari negerinya sendiri, seperti layaknya produk-produk dalam negeri yang tergusur oleh produk cina. Dari sini, kita akan tahu, bahwa pelaku industri bangkrut di dalam negerinya sendiri. Produk cina dan pemain asing sepak bola, memang tidak ada hubungannya, tetapi memberi gambaran yang nantinya pada kesimpulan yang sama.
Masyarakat Indonesia, lebih bangga dengan produk luar negeri daripada produk dalam negeri. Hal ini, mengindikasikan bahwa masih adakah rasa Nasionalisme yang tersisa di dalam hati sanubari yang paling dalam, terutama para pemudanya. Akankah, sumpah pemuda yang digelar pada tahun 1928 itu hanya akan menajdi bagian cerita belaka, semua pertanyaan ini, hanya kita yang bisa menjawabnya. Mau di bawa kemana bangsa kita selanjutnya, jika saat ini, sudah kita tanamkan untuk mencintai produk-produk luar negeri. Bangsa kita, akan terus terpuruk, jika tidak ada kesadaran yang besar dari masyarakatnya.
Masih ingatkah kita, pertandingan sepak bola antara Oman dan Indonesia yang menghasilkan kekecewaan di kandang sendiri, kekecewaan itulah yang memancing emosi para suporter, sehingga salah satu suporter turun ke lapangan dan menggiring bola untuk memasukkannya ke dalam gawang. Para suporter TIM SEPAK BOLA INDONESIA, semuanya pasti menelan pil pahit, karena kekalahan itu. Kejadian itu, menjadi adegan yang lucu sekaligus mengagetkan, andai saja ia memang TIM SBI, apa jadinya?. Skor 4-0, membuat para suporter benar-benar malu dan merasa sedih, tetapi kejadian ini, menyimpulkan bahwa masih ada kebanggaan terhadap Bangsa Indonesia. Maju terus Sepak Bola Indonesia. SMANGAT!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Tidak ada komentar: