Selasa, 09 Februari 2010

HAK ASASI INTERNASIONAL TOLAK PELARANGAN CADAR DI PRANCIS

PRANCIS- Pemantau Hak Asasi Internasional (Human Right Watch), menuding usaha pemerintah Prancis untuk melarang burqa adalah tindakan melanggar hak asasi muslimah di Prancis.
Selain itu, tindakan ini juga dapat membuat stigma buruk seluruh minoritas Muslim di negara menara Eifel tersebut.
Parlemen Prnacis lalu merekomendasikan pelarangan penggunaan burqa di sejumlah tempat seperti rumah sakit, sekolah transportasi public dan kantor pemerintahan. Prancis telah memunculkan debat yang panas seputar burqa atau cadar sejak Presiden Nicolas Sarkozy mengatakan bulan Juni lalu bahwa burqa tidak bisa diterima di Eropa.
Menurut perkiraan departemen dalam negeri Prancis dari 7 Juta umat Islam di Prancis, terbesar di Eropa terdapat 1.900 muslimah Prancis yang memakai cadar. Pelarangan cadar ini menurut Judith Sunderland merupakan langkah keliru untuk merangkul minoritas Islam, justru menjauhkan mereka dari masyarakat. Karena tanpa memakai cadar mereka tidak bisa menjemput anaknya dari sekolah atau untuk berbicara kepada guru sang anak yang mungkin juga seorang wanita (muslimdaily). (Diambil dari Buletin Akbar Ummatan Wasathan Edisi: 55-01/UW/02/10)
Orang-orang di Eropa begitu takut dengan orang-orang muslim, jika mereka terus berkembang, mereka masih menganggap bahwa umat Islam adalah teroris, padahal yang lebih teroris itu siapa. Umat Islam ataukah mereka, Umat Islam hanya ingin membela hak-haknya sebagai Umat Islam. Di Afghanistan, Pakistan, Irak, mereka berperang untuk membela tanah airnya, bukan untuk berdakwah, memaksa orang lain untuk beragama Islam. Hidayah datangnya dari Allah SWT, bukan dengan pemaksaan, maka dari itu banyak sekali orang yang berpindah agama ke Agama Islam. Islam adalah agama rahmatan lil alamin, agama yang melarang untuk menyakiti orang lain.
Orang Indonesia, menjadi kebakaran jenggot, ketika ada orang Kristen yang akan mendirikan gereja di daerah sekitarnya. Mereka berbondong-bondong mendemo agar gereja tidak didirikan di daerah sekitarnya, dengan alasan akan merusak aqidah orang muslim di sekitarnya.
Saya teringat dengan kisah mantan Pimpinan Pusat Muhammadiyah AR. Fachruddin, beliau begitu bijak, ketika menanggapi mahasiswa IMM di Yogyakarta yang kalah saingan dengan para misionaris untuk menarik para minat anak-anak kecil agar tetap berminat belajar mengaji. Pak AR. Fachruddin, menyarankan pada para aktivis, untuk membuat kegiatan yang menarik untuk anak-anak tersebut, alhasil kegiatan itu berhasil dilakukan karena di musholla itu dilengkapi denga perpustakan yang menarik minat baca para santri.
Hal inilah yang seharusnya kita lakukan, bukan melakukan demo, tetapi melakukan aksi secara nyata. Kita tidak perlu berteriak-teriak, menghujat agama lain, karena khawatir dengan rusaknya aqidah umat Islam, tanpa adanya gereja pun terkadang aqidah pemuda Islam sudah banyak yang rusak. Kita dapat melihat pencuri, para koruptor, korban narkoba, paling banyak agama adalah agama Islam. Tantangan dakwah begitu banyak, tetapi kita berteriak-teriak tanpa aksi yang jelas.
Sudah saatnya, kita mengatur strategi dakwah kita, marilah kita berfastabiqul khoirot bersama-sama, tanpa harus menghujat agama lain. Hidayah datangnya dari Allah SWT, bukan berapa banyak kita berceramah. Selama kita sudah sering mengingatkan, tuntaslah kewajiban kita, selanjutnya terserah anda. Kita tidak perlu gelisah, umat Islam yang kebanyakan miskin berpindah agama, karena takut miskin. Saya jadi teringat dengan sejarah awal dakwah Nabi Muhammad SAW, kebanyakan yang mengikutinya adalah para budak, orang miskin. Mereka ikut Islam karena hidayah, bukan karena iming-iming kekayaan dunia, tetapi kebhagiaan dunia dan akhirat.
Janganlah bersedih, jika dakwah kita belum berhasil membuat orang lain bertaubat, Nabi Nuh as saja tidak bisa membuka hati anak dan istrinya untuk beriman kepada Allah SWT, apalagi kita yang tingkat ketaqwaannya masih jauh dari para nabi dan rasul. Oleh karena, itu, tetaplah berdakwah, tanpa harus menghujat agama lain.
Jika pemimpinnya orang yang beragama Islam, maka terjaminlah kehidupan orang yang tidak beragama Islam. Mereka dijamin keselamatannya, tetapi jika pemimpinnya bukan orang Islam, kita lihat di belahan bumi manapun selalu terjadi huru-hara. Bagaimana menurut anda???????????????????????
GUBERNURKU MUCIKARI

Ada berita menarik pada hari selasa, tanggal 9 Februari 2009 di Koran Harian Surya, saya sangat tertarik ketika membaca judulnya “Mucikari Ikut Pilgub”. Kristin Davis, begitulah namanya, dia mantan pelacur dan kini menjadi mucikarinya, dia ingin mencalonkan diri menjadi Gubernur New York. Semua orang pasti tau, dimana New York itu, yang pasti dibelahan bumi Benua Amerika.
Di tengah-tengah program kerjanya adalah akan melegalkan prostitusi dan ganja, karena menurutnya kedua sector itu bisa menghasilkan dana sebesar 2,5 miliar dolar Amerika kalau di rupiahkan menjadi 23,5 triliun yang bisa digunakan untuk menutupi deficit anggaran. Dia juga pendukung pernikahan sesama jenis dan memiliki senjata api sacara bebas. Dia juga menggunakan para pelacur sebagai Tim Suksesnya.
Indonesia adalah negara demokratis, yang terkadang hukumnya masih belum jelas. Jika berita ini ditanggapi oleh para pelacur di Indonesia apa jadinya ya?, apa juga reaksi MUI. Kalau reaksi anda sendiri bagaimana?. Kalau aku sih, agak ngeri juga, jika salah satu propionsi di Indonesia ini, dipimpin oleh pelacur. Pelacur di Indonesia, statusnya masih dianggap rendah oleh masyarakat, mereka juga yang paling banyak mengidap penyakit HIV AIDS setelah korban narkoba. Jadi apa jadinya, kalau ganja dan prostitusi dilegalkan, akankah menjadi propinsi tertinggi penderita HIV AIDS. Negara belahan manapun, berusaha memutar otak untuk menurunkan angka penderita HIV AIDS, ini malah meningkatkan.
Hmmmmmmm……… ada-ada saja, manusia ini………………………..