Jumat, 06 Januari 2017

CERITA PEREMPUAN

NAMAKU SITI


Pagi itu, ada seorang ibu yang mengadukan seorang pembantu yang sudah sepuh dan tidak layak kerja untuk ditolong dipijat karena habis jatuh kepada seorang tukang pijat. Tukang pijat itu mengiyakan untuk mau menolong pembantu tersebut. Saat sampai dirumah majikan pembantu tersebut, tukang pijat itu kaget melihat kondisi pembantu yang secara fisik seolah-olah tulang berbalutkan kulit dan akhirnya terjadi percakapan antara tukang pijat dan pembantu itu
"Namanya siapa mbok?" Tanya Tukang pijat pada Pembantu
"Siti" Jawab Pembantu itu
"Saya tidak punya uang untuk membayar anda, maka jangan pijat saya". Kata Pembantu pada Tukang pijat
"Tidak apa-apa, saya ikhlas memijat anda, saya tidak meminta ongkos dari anda" jawab Tukang Pijat pada Pembantu
Dalam hati kecil tukang pijat bertanya-tanya mengapa, orang setua ini sudah tidak layak kerja, kok masih kerja, kenapa tidak pulang saja ke rumahnya.

Setelah memijat, Pembantu itu istirahat dan Tukang pijat itu berpamitan untuk pulang. Kemudian, tukang pijat itu menanyakan beberapa pertanyaan ke langganan pijatnya, sebut saja namanya bu Ika. 
"Bu Ika, kenapa Si mbok itu, masih kerja, kok gak dipulangkan saja ke rumahnya kasihan kan?"
"Itu masalahnya bu, kami sudah berusaha memulangkan si mbok ke daerah Asalnya Jombang dan kmai sudah putar-putar ke tempat yang di maksud mbok, tapi tidak ada yang mengaku sebagai keluarga akhirnya kami bawa pulang lagi kesini, Anda mau merawat si mbok?" Bu Ika bertanya kepada tukang pijat tersebut.
"Lho, lha majikannya kenapa tidak sanggup kah merawat si Mbok?"
"Majikannya sudah tidak sanggup, karena sering keluar kota, kalau keluar kota maka kami tetangga kanan kiri yang dititipi si Mbok, tapi ya tetep aja kasihan si mbok, karena kita merawatnya belum bisa maksimal."
"Ya sudah bu ika, bilang saja sama majikan si mbok, mu saya rawat saja dirumah, saya bawa pulang ke rumah saya."
"Alhamdulillah, bu. trima kasih ya, nanti saya bilangkan ke majikannya"
"Saya ambil atau diantarkan?, kalau diambil, majikannya adanya kapan?"

Oleh karena rasa iba dan kasihan pada si mbok, maka dibawalah pulang si mbok oleh tukang pijat tersebut, padahal bukan sanak familiyanya, beliau mau membawa pulang si mbok.
"Mbak, orang tua ini siapa?" tanya tetangga tukang pijat pada beliau
"Ini mbok siti, orangnya sudah sepuh, majikannya sudah tidak sanggup merawatnya karena sudah sering keluar kota."
"Lha, dapat gajji berapa, anda merawat orang tua itu?"
"Digaji oleh Allah, Mbok siti ini juga makhluknya Gusti Allah yang harus di tolong karena beliau membutuhkan pertolongan kita."
"Oh gitu, ya Allah Mbak, mudah-mudahan Allah SWT membalas amal kebaikan untuk anda yang berlimpah dengan menolong mbok siti."

"Mbok siti pernah nikah?"
"Pernah"
"Punya Suami?"
"Tidak punya."
"Punya anak?"
"Tidak punya, dulu saya punya ponakan, waktu gajian dia selalu datang, karena ponakan saya ini agak nakal, dompet saya beserta isinya dibawa lari, maka saya pindah kerja tanpa bilang-bilang ke ponakan saya. Akhirnya, saya kemana-mana tidak pernah membawa KTP dan saya memutuskan untuk bekerja saja sampai sekarang."
"Rumahnya mana mbok?"
"Jombang"

Seiiring dengan berjalannya waktu, karena sudah merasa tua dan tidak berguna, mbok siti selalu marah pada dirinya sendiri karena tidak bisa menolong pekerjaan rumah tangga si tukang pijat tersebut. Tukang pijat tersebut ingin merawat dengan sepenuh hati agar dimasa tua mbok siti itu bahagia. Pada kenyataannya lain, Mbok siti ingin membantu pekerjaan tukang pijat karena mbok siti tidak mau hutang budi pada tukang pijat.

Diakhir hidupnya, mbok siti tidak mau lagi makan karena merasa ajalnya sudah dekat. Mbok siti menyampaikan banyak terima kasih pada tukang pijat tersebut karena telah menolongnya. Di tengah derasnya guyuran hujan yang begitu deras dan disertai petir dan kilat, mbok siti diantar ke kuburan untuk dikuburkan. Mudah-mudahan khusnul khotimah dan dijauhkan dari siksa kubur. Aamiien.

Dari kisah ini, pelajaran yang dapat kita ambil adalah kita sebagai perempuan boleh memikirkan karier tapi juga harus ingat ada keluarga yang sedang menanti kita dirumah, mentang-mentang masih muda, masih bisa bekerja menghasilkan uang, seolah-olah tidak butuh anak dan suami. Uang tidak menjanjikan kebahagiaan, tapi Iman kepada Allah SWT yang tertanam dalam hati bisa menghadirkan kebahagiaan di dalam hati kita. Menolong orang tidak boleh pandang bulu, siapa saja harus kita tolong, terlepas dia saudara kita atau bukan. Berbuat baik pada orang lain adalah penting, karena kebaikan-kebaikan itu akan kembali pada diri kita dan keluarga kita. Siapa menanam kebaikan pasti akan menuai kebaikan, siapa yang menanam keburukan maka keburukan itu untuk dirinya sendiri. Selamat menebar kebaikan.

Tidak ada komentar: