Selasa, 23 April 2013

ASAL-USUL OBAT BIUS

Obat bius biasa digunakan untuk membius orang-orang dalam dunia kedokteran. berikut sejarah anestesi/bius
Sejarah anestesi
Eter ([CH3CH2]2O) adalah salah satu zat yang banyak digunakan sebagai anestesi dalam dunia kedokteran hingga saat ini. Eter ditemukan seorang ahli kimia berkebangsaan Spanyol, Raymundus Lullius pada tahun 1275. Lullius menamai eter "sweet vitriol". Eter pertama kali disintesis Valerius Cordus, ilmuwan dari Jerman pada tahun 1640. Kemudian seorang ilmuwan bernama W.G. Frobenius mengubah nama "sweet vitriol" menjadi eter pada tahun 1730. Sebelum penemuan eter, Priestly menemukan gas nitrogen-oksida pada tahun [[1777], dan berselang dua tahun dari temuannya itu, Davy menjelaskan kegunaan gas nitrogen-oksida dalam menghilangkan rasa sakit.
Sebelum tahun 1844, gas eter maupun nitrogen-oksida banyak digunakan untuk pesta mabuk-mabukan. Mereka menamai zat tersebut "gas tertawa", karena efek dari menghirup gas ini membuat orang tertawa dan lupa segalanya.
Penggunaan eter atau gas nitrogen-oksida sebagai penghilang sakit dalam dunia kedokteran sebenarnya sudah dimulai Horace Wells sejak tahun 1844. Sebagai dokter gigi, ia bereksperimen dengan nitrogen-oksida sebagai penghilang rasa sakit kepada pasiennya saat dicabut giginya. Sayangnya usahanya mempertontonkan di depan mahasiswa kedokteran John C. Warren di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Boston gagal, bahkan mendapat cemoohan. Usahanya diteruskan William Thomas Green Morton.
Morton adalah sesama dokter gigi yang sempat buka praktik bersama Horace Wells pada tahun 1842. Ia lahir di Charlton, Massachusetts, Amerika Serikat pada tanggal 9 Agustus 1819. Pada usia 17 tahun, ia sudah merantau ke Boston untuk berwirausaha. Beberapa tahun kemudian mengambil kuliah kedokteran gigi di Baltimore College of Dental Surgery. Morton meneruskan kuliah di Harvard pada tahun 1844 untuk memperoleh gelar dokter. Namun karena kesulitan biaya, tidak ia teruskan. Pada tahun yang sama, ia menikah dengan Elizabeth Whitman dan kembali membuka praktik giginya. Ia berkonsentrasi dalam membuat dan memasang gigi palsu serta cabut gigi. Suatu pekerjaan yang membutuhkan cara menghilangkan rasa sakit.
Morton berpikir untuk menggunakan gas nitrogen-oksida dalam praktiknya sebagaimana yang dilakukan Wells. Kemudian ia meminta gas nitrogen-oksida kepada Charles Jackson, seorang ahli kimia ternama di sekolah kedokteran Harvard. Namun Jackson justru menyarankan eter sebagai pengganti gas nitrogen-oksida.
Morton menemukan efek bius eter lebih kuat dibanding gas nitrogen-oksida. Bahkan pada tahun 1846 Morton mendemonstrasikan penggunaan eter dalam pembedahan di rumah sakit umum Massachusetts. Saat pasien dokter Warren telah siap, Morton mengeluarkan gas eter (atau disebutnya gas letheon) yang telah dikemas dalam suatu kantong gas yang dipasang suatu alat seperti masker. Sesaat pasien yang mengidap tumor tersebut hilang kesadaran dan tertidur. Dokter Warren dengan sigap mengoperasi tumor dan mengeluarkannya dari leher pasien hingga operasi selesai tanpa hambatan berarti.
Tanggal 16 Oktober 1846 menjadi hari bersejarah bagi dunia kedokteran. Demonstrasi Morton berhasil dengan baik dan memicu penggunaan eter sebagai anestesi secara besar-besaran. Revolusi pembedahan dimulai dan eter sebagai anestesi dipakai hingga saat ini. Ia bukanlah yang pertama kali menggunakan anestesia, namun berkat usahanyalah anestesia diakui dunia kedokteran. Wajar jika Morton masuk dalam 100 orang paling berpengaruh dalam sejarah dunia dalam buku yang ditulis William H. Hart beberapa tahun yang lalu.
Di balik kesuksesan zat anestesi dalam membius pasien, para penemu dan penggagas zat anestesi telah terbius ketamakan mereka untuk memiliki dan mendapatkan penghasilan dari paten anestesi yang telah digunakan seluruh dokter di seluruh bagian dunia.
Terjadilah perseteruan di antara Morton, Wells, dan Jackson. Masing-masing mengklaim zat anestesi adalah hasil penemuannya. Di tempat berbeda, seorang dokter bernama Crawford W. Long telah menggunakan eter sebagai zat anestesi sejak tahun 1842, empat tahun sebelum Morton memublikasikan ke masyarakat luas. Ia telah menggunakan eter di setiap operasi bedahnya. Sayang, ia tidak memublikasikannya, hanya mempraktikkan untuk pasien-pasiennya. Sementara ketiga dokter dan ilmuwan yang awalnya adalah tiga sahabat itu mulai besar kepala, dokter Long tetap menjalankan profesinya sebagai dokter spesialis bedah.
Wells, Morton, dan Jackson menghabiskan hidupnya demi pengakuan dari dunia bahwa zat anestesi merupakan hasil temuannya. Morton selama dua puluh tahun menghabiskan waktu dan uangnya untuk mempromosikan hasil temuannya. Ia mengalami masalah meskipun ia telah mendaftarkan hak patennya di lembaga paten Amerika Serikat (U.S. Patent No. 4848, November 12, 1846). Ketika tahun 1847 dunia kedokteran mengetahui, zat yang digunakan adalah eter yang telah digunakan sejak abad 16, Morton tidak memiliki dasar hukum yang kuat untuk mendapat keuntungan dari patennya. Jackson juga mengklaim, dirinya juga berhak atas penemuan tersebut.
Ketika Akademi Kedokteran Prancis menganugerahkan penghargaan Monthyon yang bernilai 5.000 frank di tahun 1846, Morton menolak untuk membaginya dengan Jackson. Ia mengklaim, penemuan tersebut adalah miliknya pribadi. Sementara itu, Wells mencoba eksperimen dengan zat lain (kloroform) sebagai bahan anestesi.
Selama bertahun-tahun Morton menghabiskan waktu dan materi untuk mengklaim patennya. Ia mulai stres dan tidak memedulikan lagi klinik giginya. Morton meninggal tanggal 15 Juli 1868 di usia 49 tahun di Rumah Sakit St. Luke's, New York. Begitu juga dengan Jackson yang meninggal dalam keadaan gila dan Wells yang meninggal secara mengenaskan dengan cara bunuh diri.(Dewi Marthaningtyas:"Terbius Memburu Paten Gas Tertawa", Cakrawala, 2005).
Penggunaan obat-obatan dalam anestesi
Dalam membius pasien, dokter anestesi memberikan obat-obatan (suntik, hirup, ataupun lewat mulut) yang bertujuan menghilangkan rasa sakit (pain killer), menidurkan, dan membuat tenang (paraytic drug). Pemberian ketiga macam obat itu disebut triangulasi.
Bermacam obat bius yang digunakan dalam anestesi saat ini seperti:
Gejala siuman (awareness)
Sering terjadi pasien ternyata dapat merasa dan sadar dari pengaruh bius akibat obat pembius yang tidak bekerja dengan efektif. Secara statistik, Dr. Peter Sebel, ahli anestesi dari Universitas Emory yang dikutip Time terbitan 3 November 1997 mengungkapkan bahwa dari 20 juta pasien yang dioperasi setiap tahunnya di Amerika Serikat, 40.000 orang mengalami gejala siuman tersebut. Untuk mengatasi masalah ini, dalam pertemuan tahunan sekitar bulan Oktober 1997, Persatuan Dokter Ahli Anestesi Amerika ditawari suatu alat yang disebut Bispectral Index Monitor yang akan memberi peringatan bahwa pasien yang sedang dioperasi mengalami gejala siuman atau menjelang "bangun dari tidurnya".Penemu alat tersebut adalah Dr. Nassib Chamoun, seorang dokter ahli saraf (neurologist) asal Yordania. Dengan menggunakan prinsip kerja dari alat yang sudah ada, yaitu piranti yang disebut EEG (Electroencephalography). Alat yang ditemukan Dr. Chamoun itu mampu memonitor potensi listrik yang ditimbulkan oleh aktivitas "jaringan otak manusia".
Alat ini dapat menunjukkan derajat kondisi siuman pasien yang sedang menjalani suatu pembedahan. Angka "100" menunjukkan pasien dalam keadaan "siuman sepenuhnya". Bila jarum menunjukkan angka "60" berarti pasien dalam kondisi "siap untuk dioperasi". Angka "0" menandakan pasien mengalami "koma yang dalam".
Dengan mengamati derajat siuman dari alat ini, dokter anestesi dapat menambahkan obat pembiusan apabila diperlukan, atau memberikan dosis perawatan kepada pasien yang telah mengalami kondisi ideal untuk dilakukan operasi. Di samping itu, dokter bedah dapat dengan tenang menyelesaikan operasinya sesuai rencana yang telah ditetapkan.
Pemilihan teknik anestesi
Pemilihan teknik anestesi adalah suatu hal yang kompleks, memerlukan kesepakatan dan pengetahuan yang dalam baik antara pasien dan faktor-faktor pembedahan. Dalam beberapa kelompok populasi pasien, pembiusan regional ternyata lebih baik daripada pembiusan total.Blokade neuraksial bisa mengurangi resiko thrombosis vena, emboli paru, transfusi, pneumonia, tekanan pernafasan, infark miokardial dan kegagalan ginjal.
ETER
Kegunaan eter :
Sebagai pelarut dan obat bius (anestesi) pada operasi. Dietil eter adalah obat bius yang diberikan melalui pernafasan, metil ters-butil eter (MTBE) sebagai zat aditif bensin yaitu untuk menaikkan nilai oktan. http://smaniva.blogspot.com/2008/02/hidrokarbon.html

DAMPAK RADIASI HANDPHONE DAN iPad




Dewasa ini, siapa yang tidak memegang Handphone mulai dari bayi sampai kakek nenek pun mereka semua menggunakan Handphone sebagai alat komunikasi maupun sebagai alat untuk membahagiakan dirinya sendiri dengan bermain game di dalam handphone maupun iPad.
Ada berita yang menarik dari majalah Tempo. Seorang bocah lelaki asal Inggris berumur 4 tahun dilaporkan kecanduan iPad. Dokter yang menanganinya menyatakan anak itu merupakan satu dari pasien-pasiennya yang menunjukkan perilaku candu karena menggunakan perangkat tablet sejak usia dini.

Dokter itu menjelaskan, anak ini sangat kecanduan dengan games di iPad milik orang tuanya. Jika dilarang memainkan iPad, maka anak ini akan marah dan menarik kembali iPad tersebut.
Dari hasil survei, sebagian besar orang tua membiarkan anak mereka yang masih balita menggunakan ponsel pintar atau komputer tablet untuk bermain game digital. Hanya satu dari tujuh orang tua yang memberi batasan waktu bagi anak mereka dalam menggunakan perangkat digital tersebut.
Seorang psikiater, Richard Graham, dari Capio Nightingale Clinic di London mengatakan sebenarnya masih banyak bocah lain yang mengalami kecanduan serupa. Ia menyarankan orang tua agar segera mencari bantuan. Alasannya, jika kecanduan ini ini berlangsung sampai usia 11 tahun, maka akan semakin sulit memulihkannya. Pemulihannya bisa sampai menjalani rawat inap.
Adapun biaya pemulihannya mencapai 16 ribu Poundsterling atau Rp 237 juta per bulan untuk melakukan detoksifikasi digital. Agar anak-anak Anda terhindar dari kecanduan iPad, Graham menyarankan agar orang tua tidak sembarangan meletakkan komputer tablet mereka.
"Warna-warna menarik pada iPad membuat anak-anak tertarik untuk mencoba memainkannya," katanya. Jika tidak, anak-anak itu tak akan berhenti bermain sehingga menjadi kecanduan. Tandanya, jika perilaku bermain iPad itu sudah tidak terkontrol dan sulit dijauhkan.
Sementara di tempat penitipan anak, Tanith Carey menyebutkan iPad, iPod dan smartphone sudah menjadi mainan lazim bagi bayi dan balita.
Kecanduan bermain iPad akan membuat anak malas belajar, ketika malas belajar maka kebodohan yang akan menyerang. Kerusakan pada sel otak yang diderita sang anak akan lebih parah lagi jika terus-menerus  bermain game karena terkena dampak radiasi dari iPad. Efek radiasi yang dihasilkan oleh Handhone ataupun iPad akan dapat menimbulkan beberapa penyakit jangka panjang.
Berikut beberapa penyakit dan kelainan yang berpotensi timbul karena radiasi HP :

* Kanker
* Tumor otak
* Alzheimer
* Parkinson
* Fatigue (terlalu capai)
* Sakit kepala

Penelitian yang berbeda menghasilkan hasil yang berbeda. Ada yang menyatakan radiasi HP lebih banyak menyebabkan kanker dan kelainan. Ada yang menyatakan bahwa radiasi HP tidak berhubungan dengan kanker. Terlepas dari mana yang benar atau salah tentu kita sebaiknya perlu untuk bersikap waspada dan mengantisipasi.

Berikut ada beberapa saran untuk mengurangi resiko efek radiasi HP :

* Menggunakan hand-free headset
* Menggunakan HP yang antennanya sejauh mungkin dari kita
* Jauhkan antenna selama pemakaian
* Kurangi menelpon menggunakan HP dalam gedung
* Mempergunakan HP di ruangan terbuka sesering mungkin
* Kurangi pemakaian untuk anak-anak

Jangan lagi kita meremehkan resiko dari radiasi HP ini karena akibatnya bisa fatal bagi organ tubuh kita. Jauhkanlah HP dari Anda sebisa mungkin ketika Anda tidak sedang memakainya.
Jangan terlalu sering meletakkan HP dekat dengan ginjal , jantung, dan dikantung celana Anda karena ini bisa merusak ginjal, jantung, dan sistem reproduksi Anda!

Jangan meletakkan HP dekat dengan Anda ketika tidur. Jauhkan juga barang-barang elektronik lainnya (radio, televisi, laptop) dari tempat Anda tidur karena radiasi dari barang-barang elektronik tersebut bisa membahayakan kesehatan Anda dalam jangka panjang. Radiasi yang ada mengganggu proses produksi hormone oleh tubuh kita pada saat kita tidur.

Selain itu, perusahaan-perusahaan besar yang memproduksi HP juga telah melakukan tes untuk mengukur radiasi setiap produk HP yang dihasilkan. Di Amerika terdapat suatu badan yang menilai apakah setiap produk HP yang ada layak untuk dipasarkan di masyarakat, dan yang layak dipasarkan adalah yang radiasinya dibawah level tertentu.

Senin, 22 April 2013

DODOL LABU SIAM


Labu siam atau jipang (Sechium edule, bahasa Inggris: chayote) adalah tumbuhan suku labu-labuan (Cucurbitaceae) yang dapat dimakan buah dan pucuk mudanya. Tumbuhan ini merambat di tanah atau agak memanjat dan biasa dibudidayakan di pekaranagan, biasanya di dekat kolam. Buah menggantung dari tangkai. Daunnya berbentuk mirip segitiga dan permukaannya berbulu.
Di Indonesia, labu siam merupakan sayuran sekunder namun hampir selalu dapat dijumpai di pasar. Buahnya biasa direbus sebentar untuk menghilangkan getahnya lalu dimakan bersama sambal terasi sebagai lalap atau menjadi campuran sayur bening dan sayur bobor. Buahnya dapat juga dirajang dan menjadi campuran untuk melunakkan siomay. Pucuk yang masih muda dapat direbus dan dibuat cah. Buahnya merupakan sayuran penting di masakan Meksiko. Di Australia, buahnya diiris, dibaluri tepung panir, lalu digoreng.
Orang Indonesia mengenalnya sebagai labu siam karena tumbuhan ini didatangkan dari Thailand  oleh orang Belanda. Orang Sunda menamakannya lèjèt dan Orang Jawa  mengenalnya sebagai jipang atau juga manisa

Kaya Serat
Komposisi gizi labu siam dapat dilihat pada tabel. Buah labu siam memiliki kadar serat yang cukup baik, yaitu 1,7 g per 100 g. Konsumsi serat dalam jumlah yang cukup sangat baik untuk mengatasi sembelit dan aman untuk lambung yang sensitif atau radang usus. Serat pangan dapat mengurangi risiko penyakit kanker yang disebabkan sistem pencernaan yang tidak sempurna.
Komposisi Gizi per 100 gram Labu Siam
Komposisi gizi
Kadar
Energi (kkal)
17
Protein (g)
0,82
Lemak (g)
0,13
Karbohidrat (g)
3,9
Serat (g)
1,7
Gula (g)
1,85
Kalsium (mg)
17
Besi (mg)
0,34
Magnesium (mg)
12
Fosfor (mg)
18
Kalium (mg)
125
Natrium (mg)
2
Seng (mg)
0,74
Tembaga (mg)
0,12
Mangan (mg)
0,19
Selenium (mg)
0,2
Vitamin C
7,7
Tiamin (mg)
0,03
Riboflavin (mg)
0,03
Niacin (mg)
0,47
Vitamin B6 (mg)
0,08
Folat (mkg)
93
Vitamin E (mkg)
0,12
Vitamin K (mkg)
4,6
Serat pangan mampu mengurangi waktu tinggal (transit time) makanan sejak dari rongga mulut hingga sisa makanan dikeluarkan dalam bentuk feses. Selama tinggal di saluran pencernaan, serat pangan akan mengikat zat-zat karsinogenik (penyebab kanker). Berkat singkatnya transit time sisa makanan di saluran pencernaan, waktu zat karsinogenik bermukim dalam tubuh juga makin pendek, sehingga peluang terjadinya kanker menjadi sangat kecil.
Kandungan asam folat pada buah labu siam juga cukup baik, yaitu 93 mkg per 100 g. Konsumsi 100 gram labu Siam cukup untuk memenuhi 23,25 persen kebutuhan tubuh akan asam folat.
Asam folat sangat penting bagi ibu hamil karena dapat mengurangi risiko kelahiran bayi cacat. Konsumsi asam folat yang rendah pada ibu hamil berhubungan erat dengan berat bayi lahir rendah dan kejadian neural tube defects (gangguan otak).
Defisiensi asam folat ditandai oleh gejala anemia, yaitu jumlah sel butir darah merah berkurang. Kebutuhan asam folat pada orang dewasa adalah 400 mkg per hari. Kebutuhan ini menjadi dua kali lipat pada ibu yang sedang hamil, dan bertambah 50 persen pada ibu yang sedang menyusui.
Turunkan Kolesterol
Cegah Hipertensi
Labu siam juga sangat baik bagi penderita asam urat. Efek diuretik dari labu siam akan melancarkan pembuangan air kecil, sehingga kelebihan asam urat dapat segera dikeluarkan dari dalam tubuh. Labu siam juga baik bagi penderita diabetes. Hal itu disebabkan pada labu siam terdapat kandungan karbohidrat yang cukup tinggi, sehingga penderita diabetes tidak perlu mengonsumsi makanan pokok secara berlebihan.
Selain itu, labu Siam juga baik untuk penderita sariawan. Namun, labu siam tidak cocok diberikan kepada penderita rematik karena sifat dinginnya dapat memicu munculnya gejala sakit.
Labu siam dapat dimanfaatkan juga untuk bahan tambahan pembuatan dodol

DODOL LABU SIAM (MANISA)

Bahan :            
  • 1 kg Labu Siam (Manisa)
  • 700 gram tepung ketan
  • 400 gram tepung beras
  • 2 kg gula pasir
  • 2 liter santan
  • Asam askorbat 0,1% atau 1 gram per liter air atau 0,1 gram untuk 100 ml air
  • Agar-agar bubuk secukupnya.

Cara Pembuatan :
  • Santan dan gula dimasak hingga mengental
  • Tepung ketan dan beras dicampurkan ke dalam larutan gula
  • Labu siam (Manisa) dimasukkan, kemudian diaduk hingga tidak lengket di wajan (wadah)
  • Diberi agar-agar
  • Dodol siap dikemas.




ETER



Eter adalah suatu senyawa yang mengandung satu gugus R—O—R', dimana R= alkil. Satu contoh tipikal adalah satu pelarut dan anestetik dietil eter (etoksietana, CH3-CH2-O-CH2-CH3).

Struktur Serupa
Eter tidak boleh disamakan dengan kelas-kelas sejenis berikut yang mempunyai stuktur serupa - R-O-R.
  • Sejenis aromatik seperti furan di mana oksigen adalah sebahagian daripada sistem aromatik.
  • Seperti dimana satu daripada atom-atom karbon bersebelahan dengan oksigen adalah terikat dengan oksigen, nitrogen, atau sulfur:
Eter dapat dipisahkan sempurna dari suatu campuran melalui destilasi dimana titik didih eter 34,5 derajat Celcius,dan bila diuapkan tanpa destilasi,eter sulit untuk terpisah sempurna.(Stanley H. Pine).

Eter Primer, Sekunder dan Tertier
Bentuk perkataan "eter primer", "Eter sekunder", dan "eter tertiar (peringkat ketiga) " adalah penggunaan bermusim dan merujuk kepada atom karbon bersebelahan dengan oksigen eter . Dalam eter primer karbon ini dikaitkan hanya kepada karbon lain seperti dalam dietil eter CH3-CH2-O-CH2-CH3. salah Satu contoh eter sekunder adalah diisopropil eter (CH3)2CH-O-CH(CH3)2 dan contoh ether tertiar adalah di-tert-butil eter (CH3)3C-O-C(CH3)3.

Kimia Organik




Pengertian Kimia Organik
Kata organik merupakan istilah yang digumnakan pada awal perkembangan ilmu kimia (abad ke-18) yang ditandai oleh adanya pengelompokam semyawa-senyawa kimia menjadi dua golongan besar, yaitu senyawa organic dan senyawa anorganik. Dasar yang digunakan dalam pengelompokan tersebut adalah asal-usul atau sumber penghasil senyawanya.  Pada awal perkembangan ilmu kimia sebagai suatu ilmu pengetahuan, berlaku klasifikasi senyawa ke dalam senyawa organic dan senyawa anorganik berdasarkan asal-usul senyawa. Semua senyawa yang berasal dari makhluk hidup digolongkan dalam senyawa organic, sedangkan yang berasal dari mineral digolongkan dalam senyawa anorganik. Pada waktu itu diyakini bahwa senyawa organic hanya dapat terjadi oleh adanya pengaruh dari daya yang dimiliki makhluk hidup (vital force atau vis vitalis).
Dengan keberhasilan Friedrich Wohler dalam membuat urea (senyawa organic) dari ammonium sianat (senyawa anorgaik) pada tahun 1828, maka keyakinan adanya pengaruh “vital force” atau “vis vitalis” dalam pembentukan senyawa organic semakin goyah. Bahkan setelah sejumlah kimiawan lain berhasil membuat beberapa senyawa organic pada akhirnya keyakinan tersebut dapat dipertahankan lagi sebagai suatu kebenaran ilmiah. Dalam perkembangan yang selanjutnya diperoleh suatu kesimpulam bahwa diantara seyawa organic dan senyawa anorganik tidak ada perbedaan mengenai hukum-hukum kimia yang berlaku.

Sifat-sifat Umum senyawa Organik
Dari kajian terhadap sejumlah besar senyawa organic dapt diperoleh suatu generalisasi sebagai berikut:
(1)   Unsur-unsur penyusun senyawa organic adalah C, H, O, N dan halogen, belerang, dan fosfor
(2)   Senyawa organic mudah terbakar dan memberikan hasil akhir CO2, H2O, dan hasil-hasil lain, tergantung pada unsure-unsur penyusunnya
(3)   Pengaruh panas terhadap senyawa organic dapat mengakibatkan perubahan tertentu, dan mungkin pula terjadi dekomposisi.
(4)   Titik leleh senyawa organic lebih rendah daridapa senyawa anorganik
(5)   Senyawa organic cair ada yang mobil, tidak kental, dan tidak berwarna (misalnya etanol, karbon tetraklorinida), dan ada pula yang kental serta tidak mudah menguap (misalnya gliserol). Titik didih zat cair organic terletak dalam rentangan suhu seperti untuk titik lebur. Untuk zat cair yang titik didihnya tingi bila didistilasi pada tekanan atmosfer dapat mengalami dekomposisi parsial atau menyeluruh. Oleh karena itu untuk zat-zat tersebut distilasinya harus dilakukan pada tekanan rendah (1-10 mm Hg)
(6)   Sebagian besar senyawa organic tidak dapat larut dalam air tetapi larut dalam pelarut-pelarut organic (alcohol, eter, aseton, dan sebagainya)
(7)   Reaksi-reaksi pada senyawa organic berlangsung lebih lambat daripada senyawa anorganik dan sering kali disertai hasil sampingan.
(8)   Senyawa organic dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara, misalnya atas dasar struktur rantai atom karbonnya, unsure-unsur penyusunnya, atau gugus fungsinya. Dalam senyawa anorganik lazimnya diklasifikasikan menjadi asam, basa, dan garam.

Kimia organic adalah ilmu kimia dari senyawa yang mengandung karbon.
            Elektron dalam karbon terdapat pada orbital atom, yang merupakan daerah tertentu dalam ruang pada kulit electron yang mengelilingi inti.
Kulit pertama : Orbital 1s
Kulit kedua        : Orbital 2s, 2px, 2py, 2pz
Tiap orbital dapat diisi maksimum sepanjang electron.
Elektronegativitas adalah ukuran dari penarikan atom terhadap electron valensi (kulit terluar). Pada umumnya, elektronegativitas bertambah dengan berkurangnya jari-jari dalam suatu deretan unsure-unsur.
            Ikatan ion, yang timbul dari perpindahan electron, adalah gaya tarik menarik elektrostatis antara sebuah kation (ion positif) dan sebuah anion (ion negative).
            Ikatan kovalen ialah pemakaian bersama sepasang electron.
            Energi ikatan disosiasi adalah sejumlah energi tiap mole yang dibutuhkan untuk memecah suatu ikatan kovalen.
Atom-atom mengadakan pemakaian bersama electron untuk mendapatkan kulit terluar yang penuh, biasanya delapan electron. Unsur-unsur berikut biasanya membentuk sejumlah ikatan kovalen dalam persenyawaan yang netral dan stabil.
1 Ikatan kovalen : H, F, Cl, Br, I
2 Ikatan kovalen : O
3 Ikatan kovalen : N
4 Ikatan kovalen : C
            Atom yang dapat membentuk lebih dari satu ikatan kovalen kadang-kadang membentuk ikatan rangkap, seperti dalam CH2=CH2 atau HC≡CH
            Tergantung dari perbedaan elektronegatifitasnya, ikatan kovalen dapat polar atau nonpolar.
Muatan formal adalah muatan ion tertuju pda atom dalam suatu molekul agar ikatan yang terjadi memenuhi peraturan valensi-jumlah ikatan yang terjadi dari atom.
Ikatan kovalen timbul dari bergabungnya orbital atom untuk menghasilkan orbital molekul. Karbon membentuk empat iaktan tunggal tetrahedral dengan orbital sp3 hibrid
            Molekul organic dapat digambarkan dengan berbagai macam rumus: molekul empiris (perbandingan dari atom-atom), rumus molekul (jumlah dari atom-atom), rumus struktur (memperlihatkan tingkatan dari ikatan atom), dan rumus sederhana (termasuk tingkat ikatan). Rumus Lewis, rumus ikatan-garis, dan rumus tiga dimensi adalah rumus struktur.
Struktur isomer adalah senyawa dengan rumus molekul yang sama tetapi berlainan struktur.
Rumus resonansi dipakai apabila lebih dari satu rumus ikatan garis dapat digambarkan untuk strukturnya.
Ikatan hidrogen adalah gaya tarik menarik yang kuat antara H atau OH atau NH dengan electron valensi yang tidak terikat dari atom O atau H yang lain. Ikatan hydrogen menaikkan titik didih dan kelarutan adalm air.
            Asam adalah donor proton. Asam kuat, seperti H2SO4 atau HCl, terionisasi hamper sempurna dalam air, menghasilkan H3O+ dan suatu anion (Cl-, H2SO4-). Molekul asam lemah hanya sedikit presentase larutannya dalam air. Asam karboksilat, senyawa yang mengandung gugusan –CO2H, biasanya asam lemah.
            Basa adalah akseptor proton. Basa kuat, seperti NaOH dan KOH, terionisasi sempurna dalam air. Basa lemah, seperti ammonia dan amina, bereaksi sedikit dengan air. Menghasilkan sebuah kation dan ion hidroksida.
Asam Lewis adalah akseptor electron dan basa Lewis adalah donor electron


By : Fatimah Az-Zahro, STP


Daftar Pustaka
Fessendens. 1991. Kimia Organik Edisi Ke Tiga. PT Gramedia Pustaka UTama. Jakarta
Fessendens. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Bina Rupa Aksara. Jakarta