Senin, 22 April 2013

Kimia Organik




Pengertian Kimia Organik
Kata organik merupakan istilah yang digumnakan pada awal perkembangan ilmu kimia (abad ke-18) yang ditandai oleh adanya pengelompokam semyawa-senyawa kimia menjadi dua golongan besar, yaitu senyawa organic dan senyawa anorganik. Dasar yang digunakan dalam pengelompokan tersebut adalah asal-usul atau sumber penghasil senyawanya.  Pada awal perkembangan ilmu kimia sebagai suatu ilmu pengetahuan, berlaku klasifikasi senyawa ke dalam senyawa organic dan senyawa anorganik berdasarkan asal-usul senyawa. Semua senyawa yang berasal dari makhluk hidup digolongkan dalam senyawa organic, sedangkan yang berasal dari mineral digolongkan dalam senyawa anorganik. Pada waktu itu diyakini bahwa senyawa organic hanya dapat terjadi oleh adanya pengaruh dari daya yang dimiliki makhluk hidup (vital force atau vis vitalis).
Dengan keberhasilan Friedrich Wohler dalam membuat urea (senyawa organic) dari ammonium sianat (senyawa anorgaik) pada tahun 1828, maka keyakinan adanya pengaruh “vital force” atau “vis vitalis” dalam pembentukan senyawa organic semakin goyah. Bahkan setelah sejumlah kimiawan lain berhasil membuat beberapa senyawa organic pada akhirnya keyakinan tersebut dapat dipertahankan lagi sebagai suatu kebenaran ilmiah. Dalam perkembangan yang selanjutnya diperoleh suatu kesimpulam bahwa diantara seyawa organic dan senyawa anorganik tidak ada perbedaan mengenai hukum-hukum kimia yang berlaku.

Sifat-sifat Umum senyawa Organik
Dari kajian terhadap sejumlah besar senyawa organic dapt diperoleh suatu generalisasi sebagai berikut:
(1)   Unsur-unsur penyusun senyawa organic adalah C, H, O, N dan halogen, belerang, dan fosfor
(2)   Senyawa organic mudah terbakar dan memberikan hasil akhir CO2, H2O, dan hasil-hasil lain, tergantung pada unsure-unsur penyusunnya
(3)   Pengaruh panas terhadap senyawa organic dapat mengakibatkan perubahan tertentu, dan mungkin pula terjadi dekomposisi.
(4)   Titik leleh senyawa organic lebih rendah daridapa senyawa anorganik
(5)   Senyawa organic cair ada yang mobil, tidak kental, dan tidak berwarna (misalnya etanol, karbon tetraklorinida), dan ada pula yang kental serta tidak mudah menguap (misalnya gliserol). Titik didih zat cair organic terletak dalam rentangan suhu seperti untuk titik lebur. Untuk zat cair yang titik didihnya tingi bila didistilasi pada tekanan atmosfer dapat mengalami dekomposisi parsial atau menyeluruh. Oleh karena itu untuk zat-zat tersebut distilasinya harus dilakukan pada tekanan rendah (1-10 mm Hg)
(6)   Sebagian besar senyawa organic tidak dapat larut dalam air tetapi larut dalam pelarut-pelarut organic (alcohol, eter, aseton, dan sebagainya)
(7)   Reaksi-reaksi pada senyawa organic berlangsung lebih lambat daripada senyawa anorganik dan sering kali disertai hasil sampingan.
(8)   Senyawa organic dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara, misalnya atas dasar struktur rantai atom karbonnya, unsure-unsur penyusunnya, atau gugus fungsinya. Dalam senyawa anorganik lazimnya diklasifikasikan menjadi asam, basa, dan garam.

Kimia organic adalah ilmu kimia dari senyawa yang mengandung karbon.
            Elektron dalam karbon terdapat pada orbital atom, yang merupakan daerah tertentu dalam ruang pada kulit electron yang mengelilingi inti.
Kulit pertama : Orbital 1s
Kulit kedua        : Orbital 2s, 2px, 2py, 2pz
Tiap orbital dapat diisi maksimum sepanjang electron.
Elektronegativitas adalah ukuran dari penarikan atom terhadap electron valensi (kulit terluar). Pada umumnya, elektronegativitas bertambah dengan berkurangnya jari-jari dalam suatu deretan unsure-unsur.
            Ikatan ion, yang timbul dari perpindahan electron, adalah gaya tarik menarik elektrostatis antara sebuah kation (ion positif) dan sebuah anion (ion negative).
            Ikatan kovalen ialah pemakaian bersama sepasang electron.
            Energi ikatan disosiasi adalah sejumlah energi tiap mole yang dibutuhkan untuk memecah suatu ikatan kovalen.
Atom-atom mengadakan pemakaian bersama electron untuk mendapatkan kulit terluar yang penuh, biasanya delapan electron. Unsur-unsur berikut biasanya membentuk sejumlah ikatan kovalen dalam persenyawaan yang netral dan stabil.
1 Ikatan kovalen : H, F, Cl, Br, I
2 Ikatan kovalen : O
3 Ikatan kovalen : N
4 Ikatan kovalen : C
            Atom yang dapat membentuk lebih dari satu ikatan kovalen kadang-kadang membentuk ikatan rangkap, seperti dalam CH2=CH2 atau HC≡CH
            Tergantung dari perbedaan elektronegatifitasnya, ikatan kovalen dapat polar atau nonpolar.
Muatan formal adalah muatan ion tertuju pda atom dalam suatu molekul agar ikatan yang terjadi memenuhi peraturan valensi-jumlah ikatan yang terjadi dari atom.
Ikatan kovalen timbul dari bergabungnya orbital atom untuk menghasilkan orbital molekul. Karbon membentuk empat iaktan tunggal tetrahedral dengan orbital sp3 hibrid
            Molekul organic dapat digambarkan dengan berbagai macam rumus: molekul empiris (perbandingan dari atom-atom), rumus molekul (jumlah dari atom-atom), rumus struktur (memperlihatkan tingkatan dari ikatan atom), dan rumus sederhana (termasuk tingkat ikatan). Rumus Lewis, rumus ikatan-garis, dan rumus tiga dimensi adalah rumus struktur.
Struktur isomer adalah senyawa dengan rumus molekul yang sama tetapi berlainan struktur.
Rumus resonansi dipakai apabila lebih dari satu rumus ikatan garis dapat digambarkan untuk strukturnya.
Ikatan hidrogen adalah gaya tarik menarik yang kuat antara H atau OH atau NH dengan electron valensi yang tidak terikat dari atom O atau H yang lain. Ikatan hydrogen menaikkan titik didih dan kelarutan adalm air.
            Asam adalah donor proton. Asam kuat, seperti H2SO4 atau HCl, terionisasi hamper sempurna dalam air, menghasilkan H3O+ dan suatu anion (Cl-, H2SO4-). Molekul asam lemah hanya sedikit presentase larutannya dalam air. Asam karboksilat, senyawa yang mengandung gugusan –CO2H, biasanya asam lemah.
            Basa adalah akseptor proton. Basa kuat, seperti NaOH dan KOH, terionisasi sempurna dalam air. Basa lemah, seperti ammonia dan amina, bereaksi sedikit dengan air. Menghasilkan sebuah kation dan ion hidroksida.
Asam Lewis adalah akseptor electron dan basa Lewis adalah donor electron


By : Fatimah Az-Zahro, STP


Daftar Pustaka
Fessendens. 1991. Kimia Organik Edisi Ke Tiga. PT Gramedia Pustaka UTama. Jakarta
Fessendens. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Bina Rupa Aksara. Jakarta

             




Tidak ada komentar: