Rabu, 19 Desember 2012

HUJAN


Langit cerah berwarna biru, mulai tertutup oleh awan yang berwarna gelap. Awan-awan berterbangan, berkumpul menjadi satu menuju satu titik yaitu titik jenuh, dimana air siap diturunkan untuk membasahi bumi.  Allah SWT, jika ingin menurunkan hujan, selalu memberi tanda-tanda salah satunya dengan berubah warna awan menjadi keabu-abuan yang membuat bumi terkesan agak gelap. Namun terkadang Allah SWT juga tidak memberikan tanda-tanda bahwa bumi akan dibasahi oleh air hujan, langsung saja tiba-tiba hujan.
Hujan fenomena alam yang sangat dibutuhkan oleh manusia dimuka bumi ini, karena dengan air hujan, tanaman-tanaman yang mati bisa hidup kembali. Bumi yang terasa panas terkena terik panas matahari menjadi lebih sejuk dan dingin.
Banyak orang yang ketika turun hujan, keluar kata-kata yang tidak bijak dari bibirnya. Misalnya saja, Aduh hujan lagi, Hujan selalu merepotkan. Allah SWT lebih tahu tentang kondisi ciptaannya, kapan bumi butuh air untuk mendinginkan suhu tubuhnya dan kapan tanaman sudah mulai kekeringan.
Suatu hari di pengajian pak ustad mengatakan bahwa, orang yang mengomel tentang hujan, maka ia sama dengan mengomel kepada Allah SWT. Maka sudah sepantasnyalah, untuk mensyukuri nikmat dari Allah SWT berupa hujan, kita diwajibkan untuk membaca do’a ketika turun hujan. “Allahumma soyyiban nafiia.  Allahumma soyyiban nafia”. Semoga air hujan bermanfaat bagi Bumi, kalau tidak salah artinya seperti itu.  Banyak-banyaklah bersyukur, ketika hujan turun.dan sudah sepantasnya kitaa tidak lagi mencerca ketika hujan turun.

Senin, 17 Desember 2012

Cinta dan Benci Karena Allah SWT

Berbicara tentang benci dan cinta merupakan pasangan antonim. Pasangan yang dimana tidak bisa dipisahkan, kalau tidak benci berarti cinta. Kita boleh mencintai seseorang asalkan ada landasannya, dan sebaliknya. Kita boleh membenci atau mencintai sesuatu atau seseorang harus karena Allah SWT.

Mencintai seorang wanita atau laki-laki harus karena Allah SWT. Ketika kita sudah bisa mencintai dan membenci seseoang atau sesutau karena Allah SWT, maka syariat Islam bisa ditegakkan dimuka bumi ini. Misalnya, ada seoarang wanita yang berpakaian tidak menutup aurat, memakai pakain yang ketat,kita boleh membencinya karena Allah SWT sudah mengajarkan kepada para wanita muslimah di dalam Al-Qur'an surat Al-Ahzab ayat 59 yang intinya adalah kewajiban seorang muslimah untuk menutup auratnya.
Contohnya lagi, ketika seorang wanita dilamar oleh laki-laki baik penghafal Al-Qur'an, tetapi badannya pendek, tidak kaya, pekerjaannya dianggap sebelah mata oleh kebanyakan orang, maka tidak ada alasan lagi untuk menolak lamarannya. Mengapa lamarannya tidak boleh ditolak, karena Allah SWT suka dengan laki-laki seperti ini. Seperti Hadits yang diutarakan oleh Nabi Muhammad SAW. Wanita hitam yang bekerja sebagai budak, lebih disukai daripada wanita cantik, berkulit putih karena Wanita hitam tersebut, walaupun tidak cantik, tetapi ia memiliki akhlak yang terpuji dan taat pada Allah dan Rasul-Nya.

Ketika kita memilih jodoh, janganlah dilihat dari segi fisik, hartanya melimpah atau tidak, tetapi lihatlah dari segi kualitas agamanya. Karena Cantik atau ganteng akan hilang ketika masa tua datang. Kaya atau miskin hanyalah ujian dari Allah SWT. Mengapa Agama harus di dahulukan, karena dengan agama orang bisa merasakan hidup sakinah, mawaddah warahmah.

Saat agama didahulukan dan Al-Qur'an Hadist menjadi pedoman hidup, maka Insya Allah, kita akan selalu berada di jalan yang lurus,jalan yang Allah ridhai. Kita akan membenci dan mencintai seseorang karena Allah SWT.

Banyak ilmuwan Islam belajar dan mengamalkan Al-Qur'an Hadist, mereka menjadi ilmuwan besar. Dari AlQur'an Hadist lah, sekarang banyak cabang-cabang ilmu pengetahuan. Dan sekarang bagaimana dengan kita, ketika Al-Qur'an Hadist mulai ditinggalkan, maka banyak-banyaklah berdo'a agar Allah SWT selalu membimbing kita dijalan-Nya. Amien/


SUARA ISLAM Online - Keluarga Bahagia dan Sejahtera dengan Syariat Islam

SUARA ISLAM Online - Keluarga Bahagia dan Sejahtera dengan Syariat Islam

Sudahkah Keluarga Indonesia Bahagia dan Sejahtera ?


Tanggal 29 Juni  tahun ini, Indonesia kembali memperingati Hari Keluarga. Peringatan ini menjadi moment pemerintah untuk kembali menggalakan dan meneguhkan komitmen berbagai pihak dalam menyukseskan kebijakan pemerintah –dalam hal ini BKKBN—untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga Indonesia. Sebagaimana tercermin dalam tema Hari Keluarga tahun ini ‘Keluarga Bahagia dan Sejahtera, Keluarga Tangguh dan Mandiri’

Momen Hari Keluarga ini kita mari gunakan untuk melihat lebih dekat kondisi keluarga di Indonesia. Sekaligus mencari solusi terbaik bagi terwujudnya kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga di Indonesia.
Pertanyaannya, sudahkah Keluarga Indonesia bahagia dan sejahtera? Sudahkah Keluarga Indonesia menjadi keluarga yang tangguh dan mandiri?
Keluarga Indonesia  masih banyak berada dalam kemiskinan dan ketidaksejahteraan. Menurut pendataan Program Perlindungan Sosial tahun 2012 oleh Bappenas, sebanyak 74 juta jiwa terdiri dari 30 juta penduduk hampir miskin, 30 juta penduduk miskin, dan 14 juta jiwa sangat miskin (detik.com, 23/04/2012).Menyoal keluarga bahagia dan tangguh, kita bisa mengukur dari tingkat perceraian. Menurut data dari Badan Peradilan Agama (Badilag) yang disampaikan oleh Sekretaris Dirjen Badilag, tahun 2009 lalu, perkara perceraian yang diputus Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah mencapai 223.371 perkara. Namun demikian, selama sembilan tahun terakhir, tiap tahun rata-rata terdapat 161.656 perceraian. (www.badilag.com,19/5/2012)
Selain itu, Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) berdasar pada data Kepolisian terdapat  143.586 kasus. Pada 2010 berjumlah 105.103 kasus. Memasuki 2011, kasus yang ada sebanyak 119.107 (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, www.republika.co.id, 29/06/ 2012)
Belum lagi jika melihat dari berbagai kasus yang menimpa keluarga Indonesia. Komnas Pendidikan Anak menyatakan sebanyak 62,7 persen remaja di Indonesia pernah melakukan hubungan layaknya suami istri. Sementara data dari BKKBN menyatakan sebanyak 51 persen remaja pernah melakukan seks bebas. Menurut data dari BNN dari tahun 2003 sampai 2010 terjadi kenaikan transaksi narkoba sebanyak 300 persen (di kalangan remaja) (ideguenews.blogspot.com/2012)
Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan. Mengingat, Keluarga adalah institusi terkecil yang berkontribusi untuk kemajuan suatu negara. Jika Instutusi keluarga miskin, rusak, maka bayangkan bagaimana kondisi negaranya.
Tentu, semua kondisi di atas memiliki penyebabnya.
Pertama, terdapat upaya menjauhkan nilai-nilai agama dari kehidupan keluarga. Seperti memahamkan paham kebebasan, pluralisme, hedonisme, singgle parent, dll. Akibatnya, keluarga menjadi rapuh dari nilai iman dan takwa. Standar aktivitasnya bukan lagi standar benar salah menurut agama, tapi menurut hawa nafsu.
Kedua, menjadikan banyaknya materi sebagai standar kebahagiaan. Bagaimana saat ini orientasi Keluarga diarahkan hanya untuk materi. Orang tua sibuk mencari materi, sementara anak-anak terabaikan. Atau bahkan terjadi disfungsi peran suami Istri dalam keluarga, dimana istri malah berfungsi sebagai kepala keluarga karena istri yang mencari nafkah.
Ketiga, terjadi pemiskinan secara structural. Lapangan kerja sulit, apalagi untuk laki-laki, pelayanan kebutuhan pokok mahal, pelayanan fasilitas public pun sangat sulit. Negara tidak mampu mensejahterakan rakyatnya, karena SDA habis diberikan kepada asing, dan uang negara pun habis untuk membayar utang kepada negara lain.
Itulah buah racun dari pohon sistem kapitalisme sekularisme. Sistem yang memisahkan agama dari kehidupan dunia. Nilai-nilai agama dicampakan, diganti dengan aturan-aturan manusia yang egois dan merusak.

Padahal Allah SWT  telah memberikan seperangkat aturan yang lengkap untuk digunakan manusia  untuk seluruh aspek kehidupannya.  Islam telah memberikan gambaran yang paling indah mengenai keluarga yang bahagia. Dalam islam, Keluarga dibangun sesuai tujuan yang telah ditetapkan oleh syariat, yakni dalam rangka beribadah kepada Allah, menjaga kehormatan, melahirkan keturunan, dan mempererat silaturahmi.

Hakikat kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga dalam Islam bukanlah pada banyaknya materi, melainkan pada sejauh mana keluarga tersebut senantiasa terjaga dalam iman dan Taqwa kepada Allah SWT.

Islam pun telah memberikan proporsi tugas dan fungsi masing-masing anggota keluarga dengan adil agar tercipta keluarga yang harmonis, diliputi suasana iman dan takwa dan bahagia. Suami sebagai kepala keluarga, yang pemimpin kelurganya, dan yang wajib memberikan nafkah pada anak dan istrinya. Sementara Istri memiliki tugas utama sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Anak pun bertugas untuk berbuat baik kepada orang tuanya.

Tentu, gambaran indah ini tak mungkin terwujud, jika tidak ada peran negara. Negara yang dapat menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan, adalah negara yang menerapkan syariat islam dengan sempurna. Dengan Syariat Islam, Negara akan menjamin terpenuhinya kebahagiaan dan kesejahteraan rakyatnya dengan cara: Negara berkewajiban menyediakan Pendidikan yang mudah, murah, dan berkualitas, sehingga akan menghasilkan SDM keluarga yang sholeh dan tangguh. Negara berkewajiban menyediakan lapangan kerja bagi kepala keluarga untuk mencari nafkah. Negara  akan menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok keluarga (dari baitul mal) dan memberi kesempatan keluarga untuk meraih kebutuhan sekunder dan tersiernya (sejahtera).

Negara  pun akan bertindak tegas menghapus semua media dan penyebaran ide-ide yang bertentangan dengan nilai berkeluarga.

Maka, inilah saatnya, kita menyamakan langkah. Untuk berjuang untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah, melahirkan keturunan yang shaleh dan mandiri, sekalipun perjuangan terasa berat, tapi buahnya manis di dunia dan membahagiakan di akhirat.

Dan yang paling penting, mari semua elemen umat islam sama-sama berjuang dengan segenap potensi SDM dan potensi yang dimiliki untuk mencampakan sistem sekuler dengan menerapkan syari’ah sehingga akan terwujud keluarga yang bahagia dan sejahtera.
Itulah buah racun dari pohon sistem kapitalisme sekularisme. Sistem yang memisahkan agama dari kehidupan dunia. Nilai-nilai agama dicampakan, diganti dengan aturan-aturan manusia yang egois dan merusak.
Padahal Allah SWT  telah memberikan seperangkat aturan yang lengkap untuk digunakan manusia  untuk seluruh aspek kehidupannya.  Islam telah memberikan gambaran yang paling indah mengenai keluarga yang bahagia. Dalam islam, Keluarga dibangun sesuai tujuan yang telah ditetapkan oleh syariat, yakni dalam rangka beribadah kepada Allah, menjaga kehormatan, melahirkan keturunan, dan mempererat silaturahmi.

Hakikat kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga dalam Islam bukanlah pada banyaknya materi, melainkan pada sejauh mana keluarga tersebut senantiasa terjaga dalam iman dan Taqwa kepada Allah SWT.

Islam pun telah memberikan proporsi tugas dan fungsi masing-masing anggota keluarga dengan adil agar tercipta keluarga yang harmonis, diliputi suasana iman dan takwa dan bahagia. Suami sebagai kepala keluarga, yang pemimpin kelurganya, dan yang wajib memberikan nafkah pada anak dan istrinya. Sementara Istri memiliki tugas utama sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Anak pun bertugas untuk berbuat baik kepada orang tuanya.

Tentu, gambaran indah ini tak mungkin terwujud, jika tidak ada peran negara. Negara yang dapat menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan, adalah negara yang menerapkan syariat islam dengan sempurna. Dengan Syariat Islam, Negara akan menjamin terpenuhinya kebahagiaan dan kesejahteraan rakyatnya dengan cara: Negara berkewajiban menyediakan Pendidikan yang mudah, murah, dan berkualitas, sehingga akan menghasilkan SDM keluarga yang sholeh dan tangguh. Negara berkewajiban menyediakan lapangan kerja bagi kepala keluarga untuk mencari nafkah. Negara  akan menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok keluarga (dari baitul mal) dan memberi kesempatan keluarga untuk meraih kebutuhan sekunder dan tersiernya (sejahtera).

Negara  pun akan bertindak tegas menghapus semua media dan penyebaran ide-ide yang bertentangan dengan nilai berkeluarga.

Maka, inilah saatnya, kita menyamakan langkah. Untuk berjuang untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah, melahirkan keturunan yang shaleh dan mandiri, sekalipun perjuangan terasa berat, tapi buahnya manis di dunia dan membahagiakan di akhirat.

Dan yang paling penting, mari semua elemen umat islam sama-sama berjuang dengan segenap potensi SDM dan potensi yang dimiliki untuk mencampakan sistem sekuler dengan menerapkan syari’ah sehingga akan terwujud keluarga yang bahagia dan sejahtera.
Padahal Allah SWT  telah memberikan seperangkat aturan yang lengkap untuk digunakan manusia  untuk seluruh aspek kehidupannya.  Islam telah memberikan gambaran yang paling indah mengenai keluarga yang bahagia. Dalam islam, Keluarga dibangun sesuai tujuan yang telah ditetapkan oleh syariat, yakni dalam rangka beribadah kepada Allah, menjaga kehormatan, melahirkan keturunan, dan mempererat silaturahmi.
Hakikat kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga dalam Islam bukanlah pada banyaknya materi, melainkan pada sejauh mana keluarga tersebut senantiasa terjaga dalam iman dan Taqwa kepada Allah SWT.

Islam pun telah memberikan proporsi tugas dan fungsi masing-masing anggota keluarga dengan adil agar tercipta keluarga yang harmonis, diliputi suasana iman dan takwa dan bahagia. Suami sebagai kepala keluarga, yang pemimpin kelurganya, dan yang wajib memberikan nafkah pada anak dan istrinya. Sementara Istri memiliki tugas utama sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Anak pun bertugas untuk berbuat baik kepada orang tuanya.

Tentu, gambaran indah ini tak mungkin terwujud, jika tidak ada peran negara. Negara yang dapat menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan, adalah negara yang menerapkan syariat islam dengan sempurna. Dengan Syariat Islam, Negara akan menjamin terpenuhinya kebahagiaan dan kesejahteraan rakyatnya dengan cara: Negara berkewajiban menyediakan Pendidikan yang mudah, murah, dan berkualitas, sehingga akan menghasilkan SDM keluarga yang sholeh dan tangguh. Negara berkewajiban menyediakan lapangan kerja bagi kepala keluarga untuk mencari nafkah. Negara  akan menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok keluarga (dari baitul mal) dan memberi kesempatan keluarga untuk meraih kebutuhan sekunder dan tersiernya (sejahtera).

Negara  pun akan bertindak tegas menghapus semua media dan penyebaran ide-ide yang bertentangan dengan nilai berkeluarga.

Maka, inilah saatnya, kita menyamakan langkah. Untuk berjuang untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah, melahirkan keturunan yang shaleh dan mandiri, sekalipun perjuangan terasa berat, tapi buahnya manis di dunia dan membahagiakan di akhirat.

Dan yang paling penting, mari semua elemen umat islam sama-sama berjuang dengan segenap potensi SDM dan potensi yang dimiliki untuk mencampakan sistem sekuler dengan menerapkan syari’ah sehingga akan terwujud keluarga yang bahagia dan sejahtera.
Hakikat kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga dalam Islam bukanlah pada banyaknya materi, melainkan pada sejauh mana keluarga tersebut senantiasa terjaga dalam iman dan Taqwa kepada Allah SWT.
Islam pun telah memberikan proporsi tugas dan fungsi masing-masing anggota keluarga dengan adil agar tercipta keluarga yang harmonis, diliputi suasana iman dan takwa dan bahagia. Suami sebagai kepala keluarga, yang pemimpin kelurganya, dan yang wajib memberikan nafkah pada anak dan istrinya. Sementara Istri memiliki tugas utama sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Anak pun bertugas untuk berbuat baik kepada orang tuanya.

Tentu, gambaran indah ini tak mungkin terwujud, jika tidak ada peran negara. Negara yang dapat menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan, adalah negara yang menerapkan syariat islam dengan sempurna. Dengan Syariat Islam, Negara akan menjamin terpenuhinya kebahagiaan dan kesejahteraan rakyatnya dengan cara: Negara berkewajiban menyediakan Pendidikan yang mudah, murah, dan berkualitas, sehingga akan menghasilkan SDM keluarga yang sholeh dan tangguh. Negara berkewajiban menyediakan lapangan kerja bagi kepala keluarga untuk mencari nafkah. Negara  akan menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok keluarga (dari baitul mal) dan memberi kesempatan keluarga untuk meraih kebutuhan sekunder dan tersiernya (sejahtera).

Negara  pun akan bertindak tegas menghapus semua media dan penyebaran ide-ide yang bertentangan dengan nilai berkeluarga.

Maka, inilah saatnya, kita menyamakan langkah. Untuk berjuang untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah, melahirkan keturunan yang shaleh dan mandiri, sekalipun perjuangan terasa berat, tapi buahnya manis di dunia dan membahagiakan di akhirat.

Dan yang paling penting, mari semua elemen umat islam sama-sama berjuang dengan segenap potensi SDM dan potensi yang dimiliki untuk mencampakan sistem sekuler dengan menerapkan syari’ah sehingga akan terwujud keluarga yang bahagia dan sejahtera.
Islam pun telah memberikan proporsi tugas dan fungsi masing-masing anggota keluarga dengan adil agar tercipta keluarga yang harmonis, diliputi suasana iman dan takwa dan bahagia. Suami sebagai kepala keluarga, yang pemimpin kelurganya, dan yang wajib memberikan nafkah pada anak dan istrinya. Sementara Istri memiliki tugas utama sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Anak pun bertugas untuk berbuat baik kepada orang tuanya.
Tentu, gambaran indah ini tak mungkin terwujud, jika tidak ada peran negara. Negara yang dapat menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan, adalah negara yang menerapkan syariat islam dengan sempurna. Dengan Syariat Islam, Negara akan menjamin terpenuhinya kebahagiaan dan kesejahteraan rakyatnya dengan cara: Negara berkewajiban menyediakan Pendidikan yang mudah, murah, dan berkualitas, sehingga akan menghasilkan SDM keluarga yang sholeh dan tangguh. Negara berkewajiban menyediakan lapangan kerja bagi kepala keluarga untuk mencari nafkah. Negara  akan menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok keluarga (dari baitul mal) dan memberi kesempatan keluarga untuk meraih kebutuhan sekunder dan tersiernya (sejahtera).

Negara  pun akan bertindak tegas menghapus semua media dan penyebaran ide-ide yang bertentangan dengan nilai berkeluarga.

Maka, inilah saatnya, kita menyamakan langkah. Untuk berjuang untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah, melahirkan keturunan yang shaleh dan mandiri, sekalipun perjuangan terasa berat, tapi buahnya manis di dunia dan membahagiakan di akhirat.

Dan yang paling penting, mari semua elemen umat islam sama-sama berjuang dengan segenap potensi SDM dan potensi yang dimiliki untuk mencampakan sistem sekuler dengan menerapkan syari’ah sehingga akan terwujud keluarga yang bahagia dan sejahtera.
Tentu, gambaran indah ini tak mungkin terwujud, jika tidak ada peran negara. Negara yang dapat menjamin kebahagiaan dan kesejahteraan, adalah negara yang menerapkan syariat islam dengan sempurna. Dengan Syariat Islam, Negara akan menjamin terpenuhinya kebahagiaan dan kesejahteraan rakyatnya dengan cara: Negara berkewajiban menyediakan Pendidikan yang mudah, murah, dan berkualitas, sehingga akan menghasilkan SDM keluarga yang sholeh dan tangguh. Negara berkewajiban menyediakan lapangan kerja bagi kepala keluarga untuk mencari nafkah. Negara  akan menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok keluarga (dari baitul mal) dan memberi kesempatan keluarga untuk meraih kebutuhan sekunder dan tersiernya (sejahtera).
Negara  pun akan bertindak tegas menghapus semua media dan penyebaran ide-ide yang bertentangan dengan nilai berkeluarga.

Maka, inilah saatnya, kita menyamakan langkah. Untuk berjuang untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah, melahirkan keturunan yang shaleh dan mandiri, sekalipun perjuangan terasa berat, tapi buahnya manis di dunia dan membahagiakan di akhirat.

Dan yang paling penting, mari semua elemen umat islam sama-sama berjuang dengan segenap potensi SDM dan potensi yang dimiliki untuk mencampakan sistem sekuler dengan menerapkan syari’ah sehingga akan terwujud keluarga yang bahagia dan sejahtera.
Negara  pun akan bertindak tegas menghapus semua media dan penyebaran ide-ide yang bertentangan dengan nilai berkeluarga.
Maka, inilah saatnya, kita menyamakan langkah. Untuk berjuang untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah, melahirkan keturunan yang shaleh dan mandiri, sekalipun perjuangan terasa berat, tapi buahnya manis di dunia dan membahagiakan di akhirat.

Dan yang paling penting, mari semua elemen umat islam sama-sama berjuang dengan segenap potensi SDM dan potensi yang dimiliki untuk mencampakan sistem sekuler dengan menerapkan syari’ah sehingga akan terwujud keluarga yang bahagia dan sejahtera.
Maka, inilah saatnya, kita menyamakan langkah. Untuk berjuang untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah, melahirkan keturunan yang shaleh dan mandiri, sekalipun perjuangan terasa berat, tapi buahnya manis di dunia dan membahagiakan di akhirat.
Dan yang paling penting, mari semua elemen umat islam sama-sama berjuang dengan segenap potensi SDM dan potensi yang dimiliki untuk mencampakan sistem sekuler dengan menerapkan syari’ah sehingga akan terwujud keluarga yang bahagia dan sejahtera.
Dan yang paling penting, mari semua elemen umat islam sama-sama berjuang dengan segenap potensi SDM dan potensi yang dimiliki untuk mencampakan sistem sekuler dengan menerapkan syari’ah sehingga akan terwujud keluarga yang bahagia dan sejahtera.
Keempat, Solusi yang keliru dan membawa masalah. Contohnya, untuk mengatasi penularan HIV AIDS dan aborsi, pemerintah melalui Menkes yang baru, mencanangkan Program Kondomisasi. Alih-alih akan mengatasi, justru akan semakin maraknya seks bebas dan kasus aborsi, karena kebijakan itu artinya sama dengan melegalkan seks bebas asal aman. 
Sumber : www.suara-islam.com

Selasa, 11 Desember 2012

Pewarna Alami


Manusia di dunia ini membutuhkan makan dan minum, akan tetapi makanan dan minuman yang bagaimana yang bisa menyehatkan tubuh kita. Dalam Islam, kita dianjurkan makan makanan yang halal dan thayyib (baik). Halal dalam hal mendapatkannya dan thayyib dalam hal zatnya. Suatu makanan dikatakan thayyib bila makanan itu tidak menimbulkan bahaya pada tubuh kita. Saat ini banyak makanan yang warnanya menarik dan menggugah selera, tetapi belum tentu thayyib bagi tubuh kita. Oleh karena itu, marilah kita kembali pada alam agar tubuh kita bisa menerimanya dan bisa dicerna dengan mudah oleh tubuh kita,salah satunya dengan menggunakan pewarna alami pada makanan kita. Warna alami dapat diperoleh dari mana saja. Mari kita lihat keterangan di bawah ini:

Cokelat tua

Untuk menghasilkan warna ini, Anda bisa memanggang kayu manis, cengkeh, dan lada hitam dalam panci selama 5 sampai 6 menit di atas suhu api sedang. Haluskan semua bumbu dapur ini lalu berikan pada menu masakan yang Anda buat.

Kalau ingin menambahkan warna cokelat untuk kembang gula, cukup beri gula, susu, dan jus akar bit. Aduk di atas api kecil selama 2-3 menit, maka akan didapat pewarna cokelat untuk hidangan manis.

Warna cokelat juga bisa didapat dari gula. Cara membuat warna cokelta dari gula adalah sebagai berikut: gula kita masukkan dalam wajan atau panic, kemudian kita panggang diatas api kecil, agar tidak gosong kita aduk-aduk , setelah meleleh dan berubah warna menjadi cokelat , api kita matikan. Warna coketal dari gula siap digunakan untuk membuat pewarna minuman ataupun makanan.
Gula merah dapat juga digunakan sebagai pewarna coklat untuk makanan dan minuman yang akan kita konsumsi.

Merah

Warna Merah untuk makanan dapat diperoleh dari  kayu Secang.  Secang (Caesalpinia sappan L.) adalah tanaman berkayu yang biasa dimanfaatkan bagian batangnya. Cara menggunakannya, batang basah diserut dan dikeringkan. Serutan batang kayu secang kering direbus dengan air dan disaring, baru dicampurkan ke dalam adonan atau bahan yang akan diwarnai. Secang memberikan warna merah. Kayu secang dapat diperoleh di toko yang menjual jamu tradisional.

Warna merah angkak sangat potensial sebagai pengganti warna merah sintetis. Saat ini angkak digunakan pada berbagai produk makanan seperti pada pembuatan anggur, keju, sayuran, pasta ikan, kecap ikan, minuman beralkohol, aneka kue, serta produk olahan daging seperti sosis. Angkak digunakan dengan cara diseduh air panas, air seduhan pertama dibuang karena rasanya pahit. Baru pada seduhan ketiga disaring, lalu haluskan. Pewarna merah juga dapat diperoleh dari kulit bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa L) dengan cara diseduh air panas terlebih dahulu sebelum digunakan, atau diperoleh dari bit yang direbus lalu diambil airnya, atau diblender bitnya.

Pewarna makanan merah paling dicari dan disukai. Cara termudah untuk mendapatkan warna merah alami untuk makanan adalah lewat jus akar bit. Bubuk cabe ataupun tomat juga bisa memberikan warna merah pada menu kari.

Hijau

Daun suji biasa dipakai sebagai pemberi warna hijau pada makanan. Karena keindahan bentuk daunnya, tanaman ini seringkali digunakan sebagai tanaman hias. Agar lebih sempurna, daun suji seringkali dicampur dengan daun pandan sehingga selain memberi warna sekaligus juga memberi aroma harum pada makanan, kue dan minuman Anda. Cara membuatnya: iris halus daun suji dan daun pandan, haluskan dengan cara ditumbuk atau diblender, peras, dan saring, lalu tambahkan air kapur sirih sebagai pengawetnya. Masukkan ke dalam botol tertutup, lalu simpan di lemari es.

Untuk menghasilkan warna hijau, kita dapat juga menggunakan daun bayam, sawi atau buah alpukat. Kedua bahan makanan segar ini akan menambahkan warna hijau muda untuk makanan Anda.

Kuning

Kunyit menghasilkan warna kuning emas untuk makanan, saffron juga menambahkan aroma dan warna menggoda. Gunakan sedikit saja, pewarna makanan ini pun siap mengubah rasa makanan Anda.

Warna Kuning juga bisa di dapat dari Jagung. Ketika kita membuat dadar jagung, warna kuning mendominasi pada makanan ini. Jagung ini  bisa member warna kuning yang indah pada pudding. Caranya adalah, jagung manis yang udah di pisahkan dari batangnya,kita blender, kemudian kita saring dan kita campur dengan agar-agar berwarna putih.kemudian kita masak sampai matang dan siap dihidangkan saat dingin.

Oranye

Wortel adalah sumber terbaik untuk menghasilkan warna oranye. Wortel tidak manis sehingga tidak perlu khawatir mengenai rasa yang berubah setelah diberikan sayuran ini. Ada pula pilihan kulit jeruk yang sudah dihancurkan.


Merah Muda

Raspberry dan jus stroberi menambahkan sedikit warna pink untuk masakan. Dan bagian terbaiknya,

Biru

Bunga telang berwarna biru keunguan yang banyak tumbuh di Asia. Warna biru keunguannya dapat digunakan sebagai pewarna alami biru pada penganan. 
Cara menggunakan: cuci bersih bunga telang, remas-remas atau tumbuk dengan sedikit air matang, lalu saring. Bisa juga dengan merebus bunga talang hingga bunga layu dan airnya berwarna biru, kemudian saring dan diambil airnya. Alternatif lain bisa juga dengan cara merendam bunga telang dengan air panas hingga airnya berwarna biru, remas-remas, saring, dan ambil airnya. Untuk menyimpan dalam waktu lama, bunga telang bisa dikeringkan dengan cara dijemur di sinar matahari, lalu masukkan ke dalam kemasan yang kering dan tertutup.

Murbei yang sudah berwarna hitam, jika direbus dan ditambahkan gula akan berwarna hitam kemerah-merahan sedikit menjurus berwarna ungu. Minuman ini sanagt cantik,jika dihidangkan di gelas dan menyehatkan untuk minuman keluarga.

Blueberri dapat diproses atau dihaluskan untuk mendapatkan warna biru dan ungu. Unsur-unsur bahan makanan alami di dalamnya bekerja dengan sangat baik dan aman dikonsumsi. 

Hitam

Kita sering mendapati makanan yang berwarna hitam di acara-acara pernikahan, yaitu Rawon. Rawon merupakan makanan yang berwarna hitam. Warna hitam ini di dapat dari bumbu masak yang biasa disebut Kluwek.  Untuk hidangan atau kue yang berwarna hitam dapat digunakan abu merang yang dibuat dari merang yang dibakar,lalu diayak. Atau bisa juga kluwak kwalitas baik dipecahkan, lalu diambil daging buahnya untuk kemudian dihaluskan dan dicampur dengan bumbu lainnya, atau dari tinta cumi yang dilarutkan dengan air.
Nah, sekarang kita tinggal pilih makanan yang bagaimana untuk keluarga kita? Makanan yang halal dan thayyib atau halal tetapi tidak thayyib?
Fatimah A (dari berbagai sumber).